Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama sejumlah kolaborator menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Grand Design Pangan di Hotel Aryaduta.
Sebagai informasi, ini merupakan kali pertama OPD Kota Bandung (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian) menyusun dokumen yang melibatkan ratusan persen pihak di luar pemerintahan.
Adapun kolaborator Pemkot Bandung dalam hal ini, antara lain Universitas Parahyangan, Rikolto Indonesia dan Milan Urban Food Policy Pack (MUFPP).
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota Bandung Dharmawan menyambut positif kegiatan ini.
Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan dukungan Pemkot Bandung terhadap SDGs.
Dia menggarisbawahi sejumlah tujuan SDGs yang sejalan dengan Pemkot Bandung, antara lain tanpa kemiskinan, mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi dan memajukan pertanian yang berkelanjutan, serta memastikan konsumsi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Ketahanan pangan yang kuat disatukan oleh kemandirian pangan yang tinggi dalam menjamin penyediaan kebutuhan pangan di tingkat nasional, daerah maupun rumah tangga.
“Bukan hanya ketahanan dan kecukupan pangan, namun kami menyadari harga pangan ini bergejolak. Oleh karena itu kami berupaya menjaga pangan agar tetap mudah terjangkau oleh masyarakat,” jelasnya.
Dharmawan juga menyebutkan, perlunya dukungan semua pihak dalam rangka menjaga ketahanan pangan di Kota Bandung.
Menurutnya, kegiatan FGD ini sangat diperlukan untuk merancang Grand Design Pangan di Kota Bandung.
“Adanya Grand Design Pangan di Kota Bandung diperlukan sebagai rujukan bagi OPD terkait mengimplementasikan strategi Pemkot Bandung sebagai dasar pola pikir dan bertindak setiap stakeholder,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala DKPP Kota Bandung Gin Gin Ginanjar menegaskan, Grand Design Pangan Kota Bandung disusun untuk memperjelas komitmen Pemkot Bandung untuk membangun sistem pangan di Kota Bandung sampai tahun 2030.
“Grand Design ini bisa menjadi acuan, pola tindak, pola pikir kita dalam memperkuat ketahanan pangan,” ujar Gin Gin. BIG