Investasi menjadi fokus utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Tengah 2025 – 2029, karena investasi menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.
“Kami ingin memastikan bahwa iklim usaha di Jawa Tengah benar – benar siap untuk bersaing,” ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin, dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dan Aspirasi Masyarakat (Asmas), yang digelar oleh Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Tengah di Semarang.
Menurutnya, realisasi investasi Jawa Tengah pada tahun 2024 mencapai Rp68,67 triliun, dengan serapan tenaga kerja mencapai 411.000 orang.
“Investasi di Jawa Tengah ini sudah seksi. Tapi kita perlu percepatan. Sistem OSS sudah baik, tinggal bagaimana kita mempercepat eksekusi di lapangan,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Yasin ini.
Namun, dia menilai masih ada tantangan di lapangan, di antaranya infrastruktur yang belum merata, birokrasi perizinan yang perlu dipangkas dan lainnya.
Untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai rumah nyaman bagi investor, Pemmerintah Provinsi (pemprov) Jateng mengusung beberapa strategi utama. Salah satunya, menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal yang sesuai dengan kebutuhan industri, melalui pelatihan vokasi dan peningkatan kualitas SMK.
“Kami edukasi dan latih tenaga kerja sesuai kebutuhan industri. Kita lihat dulu investornya masuk ke bidang apa, lalu kita siapkan orangnya. Jadi mereka bisa langsung kerja, begitu pabrik atau perusahaan berdiri,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah juga menetapkan 2025 sebagai tahun infrastruktur. Proyek – proyek jalan, kawasan industri, hingga fasilitas pendukung konektivitas, sudah disiapkan.
“Tahun ini kita fokus ke infrastruktur. Supaya semua daerah siap jadi lokasi investasi, bukan cuma di kota besar,” ungkapnya.
Gus Yasin menyatakan, RPJMD Jawa Tengah 2025 – 2029 dirancang untuk menjadi proinvestasi, prolapangan kerja, dan propertumbuhan hijau, demi mewujudkan pembangunan yang inklusif dan merata di seluruh wilayah provinsi.
FGD ini juga dihadiri oleh Ketua DPD Jawa Tengah Abdul Kholik, Wakil Ketua DPRD Jateng Sarif Abdillah, akademisi dan para aktivis mahasiswa. BIG