JATENG MagzRegional

Pemprov Teguhkan Jateng sebagai Lumbung Pangan Nasional

×

Pemprov Teguhkan Jateng sebagai Lumbung Pangan Nasional

Sebarkan artikel ini
Kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan Rapat Kerja Pemerintah Daerah (Musrenbang RKPD) 2026 di Grhadika Bhakti Praja, Semarang. (dok. jatengprov.go.id)

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi mengajak seluruh stakeholder meneguhkan posisi Provinsi Jateng sebagai lumbung pangan dan penopang industri nasional pada tahun 2026.

Hal itu diungkapkan saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan Rapat Kerja Pemerintah Daerah (Musrenbang RKPD) 2026 di Grhadika Bhakti Praja, Semarang, baru – baru ini.

Agenda tersebut dihadiri unsur Forkopimda Jawa Tengah, perwakilan Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, juga bupati/wali kota dari 35 wilayah.

“Hari ini kita lakukan brain storming dan kita finalkan, bahwa Jawa Tengah untuk tahun 2026 adalah swasembada pangan dalam rangka menopang industri nasional. Ini selaras dengan RPJMN, bahwa kedaulatan pangan di wilayah kita akan kita perkuat,” ujarnya.

Gubernur Luthfi menjelaskan, guna mendukung predikat tersebut, dia telah memasang target produksi tanaman pangan secara terukur.

Pada tahun 2026, target produksi padi sebanyak 9.380.811 ton, jagung 3.446.000 ton, dan kedelai 78.704 ton.

Untuk komoditas perternakan, pada tahun 2026 ditargetkan produksi daging sebanyak 976.686.848 kilogram, susu sebanyak 76.017.815 liter, dan produksi telur sebanyak 938.181.867 kilogram, sedangkan target produksi perikanan budidaya pada 2026 sebesar 618.135 ton.

Untuk mendukung target tersebut, lanjutnya, ada 16 upaya yang telah dirumuskan, di antaranya pupuk mudah bagi petani, subsidi solar bagi nelayan dan ketersediaan

daycare untuk buruh di kawasan industri.

Adapula pembelian hasil panen petani dan nelayan oleh BUMD Jateng Agro Berdikari, peningkatan pelatihan sertifikasi Juru Sembelih Halal dan standar pemotongan hewan, juga program asuransi gagal panen bagi petani dan nelayan lewat Jamkrida.

“Jadi BUMD kita adalah tulang punggung sebagai penjuru, apabila petani nelayan kita bermasalah pada saat hasil panen,” ungkapnya.

Selain itu, adapula intervensi peningkatan produksi sektor pertanian, di antaranya stimulan benih padi seluas 100.101 hektare, benih jagung seluas 3.000 hektare, dan benih kedelai seluas 1.000 hektare.

Intervensi juga dilakukan untuk merehabilitasi jaringan irigasi tersier sebanyak lebih kurang 609 paket dan irigasi alternatif berupa sumur dangkal, irpom, irpop dan sprinkle sebanyak 55 unit.

Selain itu ada intervensi untuk asuransi gagal panen, pembangunan embung, pengamanan produksi dari serangan hama dan dukungan alsintan.

Intervensi juga dilakukan di sektor peternakan. Di antaranya penyediaan benih dan bibit berupa produksi semen beku sebanyak 490.000 dosis di 35 kabupaten/kota, serta penambahan 3.000 indukan sapi perah.

Adapula penanggulangan penyakit dan zoonosis, berupa vaksinasi 500.000 ekor, pengobatan 10.000 ekor dan surveilans untuk 2.000 ekor, Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner, penyediaan hijauan pangan dan penyediaan pasar produk hasil pertanian, dan informasi pasar.

Sementara itu, intervensi juga dilakukan untuk sektor perikanan, seperti pengembangan nilai salin, pengembangan pakan mandiri, penyediaan 6 juta benih nila, peningkatan sarpras pelabuhan perikanan Pantai Tasikagung dan Asuransi Nelayan. BIG

 

Facebook Comments Box