advertisements
advertisements
Opini

Perlu Transportasi Umum yang Nyaman untuk Masyarakat Maluku

×

Perlu Transportasi Umum yang Nyaman untuk Masyarakat Maluku

Sebarkan artikel ini
Transportasi umum di Provinsi Maluku. (dok. istimewa)

Kenyamanan menikmati transportasi umum tidak hanya dapat dinikmati warga yang berada di Pulau Jawa. Provinsi Maluku sebagai bagian dari NKRI, warganya juga ingin menikmati kenyamanan yang sama.

Jangankan impian nyaman, angkutan umum yang ada masih jauh dari kaya layak. Beroperasinya kereta cepat WHOOSH Jakarta – Bandung, kian memperlebar kesenjangan pelayanan transportasi umum di Indonesia.

Provinsi Maluku merupakan wilayah kepulauan, namun memiliki jaringan angkutan bus perintis terpanjang di Indonesia. Rute Ambon – Masiwang – Totok Tolu sejauh 593 km yang ditempuh lebih kurang 33 jam.

Kehadiran bus perintis di Provinsi Maluku sangat membantu peningkatan perekonomian warga, baik pergerakan penumpang dan barang.

Di Provinsi Maluku terdapat 17 rute angkutan bus perintis yang menyebar di lima pulau, yaitu Pulau Ambon, Pulau Seram, Pulau Buru, Pulau Tanimbar dan Pulau Kei. Panjang jaringan jalan yang dilayani 2.869 km.

Rute angkutan bus perintis terpanjang di Indonesia berada di Provinsi Maluku, yaitu rute Ambon – Masiwang – Totok Tolu sepanjang 598 km dengan lama perjalanan mencapai 33 jam.

Masih banyaknya kondisi jalan yang rusak menyebabkan waktu perjalanan manjadi lebih lama. Data Perum DAMRI tahun 2021, jalan rusak yang dilewati angkutan bus perintis di Provinsi Maluku mencapai 304 km atau 10,5%.

Di Pulau Buru ada lima rute dilayani lima unit bus, yaitu Namlea – Namrole sejauh 136 km, Namlea – Masarete (94 km), Namlea – Teluk Bara (134 km), Namlea – Lala (10 km) dan Namlea – Savana Jaya (25 km).

Pulau Ambon dan Pulau Seram dihubungkan enam rute angkutan bus perintis. Keenam rute itu menggunakan kapal penyeberangan menghubungkan Pelabuhan Penyeberangan Hunimua (Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon) – Pelabuhan Penyeberangan Waipirit (Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram).

Pelabuhan penyeberangan ini cukup tinggi aktivitas penyeberangannya. Aktivitas mobilitas penyeberangan dimulai jam 05.30 WIT hingga jam 21.00 WIT dilayani enam kapal penyeberangan. Kedua Pelabuhan penyeberangan ini dikelola PT ASDP Ferry.

Adapun rute bus perintis adalah rute Ambon – Masiwang – Totok Tolu sejauh 593 km (rute terpanjang), Ambon – Alune (215 km), Ambon – Warasiwa (250 km), Ambon – Laimu (330 km), Ambon – Saka – Pasanea (215 km), Ambon – Namto (387 km).

Armada yang dapat dioperasikan sebanyak 12 unit bus sedang. Penumpang berangkat dari Kota Ambon jam 08.00 menuju enam rute itu setiap hari, sehingga karena keterbatasan jumlah bus, beberapa rute terjauh seminggu hanya dilayani tiga kali keberangkatan dari pool di Kota Ambon.

Pool DAMRI di Kota Ambon, sejak jam 07.00 WIT, calon penumpang mulai berdatangan. Bahkan di masa tertentu, calon penumpang ada yang menginap di Kantor Damri Ambon, ketimbang membayar di penginapan.

Untuk rute panjang dari Kota Ambon ke Pulau Seram, awak kendaraan (pengemudi dan knek) beristirahat dan bermalam di rumah penduduk yang disediakan warga setempat dengan gratis.

Selain itu, ada angkutan bus perintis di Pulau Tanimbar (Kab. Kepulauan Tanimbar) dioperasikan lima rute dengan enam unit bus.

Adapun kelima rute itu adalah rute Saumlak – Batu Putih sepanjang 51 km, Saumlaki – Latdalam (38 km), Saumlaki – Larat (145 km), Saumlaki – Arma – Watmuri (112 km). Jumlah bus yang beroperasi masih kurang dari kebutuhan, perlu penambahan hingga sekitar enam armada bus.

Di Pulau Kei (Kab. Maluku Tenggara) hanya satu rute bus perintis, yaitu Langgur – Sathen – Danar – Madwaer – Tetoad sepanjang 80 km dengan satu unit bus.

Kondisi bus tidak laik

Kondisi armada bus terakhir buatan tahun 2016, bahkan masih ada bus buatan tahun 2012 yang masih dioperasikan. Sudah selayaknya semua armada bus yang beroperasi di Provinsi Maluku dapat diganti dengan armada baru, sedangkan armada lama masih dapat digunakan sebagai angkutan logistik.

Potensi angkutan logistik yang menghubungkan Pulau Ambon dengan Pulau Seram sangat tinggi. Dua sampai tiga baris kursi di dalam bus perintis dipenuhi barang milik penumpang.

Mengurangi jumlah penumpang yang ingin naik bus, tempat duduk dipenuhi barang penumpang.

Ke depan perlu dibatasi barang yang boleh dibawa penumpang, misalnya maksimal satu koper dan sejumlah barang yang dapat dibawa tangan.

Armada bus tidak perlu berpendingin. Pendingin yang diletakkan di atap bus, sering terhalang dahan pohon dan akhirnya rusak. Jika diberikan pendingin, harus rajin memangkas dahan pohon yang melintang jalan.

Sudah saatnya, pembaharuan armada bus perintis di Provinsi Maluku. Armada yang sekarang dioperasikan, rata-rata sudah tidak laik operasi. Andai dioperasikan dalam kondisi dipaksakan. Tambahan lagi, jaringan jalan yang dilewati tidak semulus jalan-jalan di Pulau Jawa, berlubang bahkan berkubang.

Jalan rusak ini sudah lama terjadi dan dibiarkan tidak diperbaiki, sehingga menjadikan waktu perjalanan menjadi lebih lama. Selain itu juga mempengaruhi kondisi kendaraan cepat rusak.

Kondisi jalan seperti ini, sebaiknya dimasukkan dalam Program Inpres Pembangunan Jalan Daerah. Harus diakui masih rendah perhatian pemerintah untuk pembangunan infrastruktur di wilayah kepulauan masih rendah apalagi di wilayah Timur Indonesia.

Armada penumpang yang beroperasi sekarang segera diganti dengan yang baru. Tidak perlu menggunakan pendingin, seperti angkutan umum di Jakarta dan yang penting layanan standar dengan waktu pelayanan prima sudah cukup. Barang penumpang dibatasi yang dapat dimasukkan dalam bus.

Kelebihan barang diminta membayar sebagai angkut barang. Armada lama masih dapat dioperasikan untuk angkutan barang yang merupakan potensi pendapatan di DAMRI wilayah Maluku.

Menambah anggaran

Sumber daya alamnya cukup besar menjadi devisa negara. Wilayah yang sumber daya alamnya dieksplorasi, minimal perhatian kebutuhan transportasi diperhatikan.

Untuk transportasi darat diberbanyak bantuan bus perintis di pulau-pulau. Pemda yang mendapatkan dana bagi hasil, dapat menyisihkan sebagian APBD untuk memberikan perhatian pada kebutuhan warganya bermobilitas menggunakan angkutan umum.

Sekarang sudah ada PP No. 35 Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pasal 25, menyebutkan paling sedikit 10% untuk pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan, serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum.

Saatnya lebih memperhatikan layanan bus perintis di daerah 3TP (Terdepan, Tertinggal, Terluar dan Perbatasan) agar kesenjangan layanan transportasi umum tidak semakin melebar. Menambah jaringan dan memperluas layanan jaringan bus perintis dapat dilakukan, serta menambah anggaran operasional.

Untuk operasional Bus Perintis di Provinsi Maluku tahun 2023 mendapat bantuan anggaran sebesar Rp8.248.631.780,00. Anggaran keseluruhan operasi bus perintis seluruh Indonesia sekitar Rp177,42 miliar (327 rute). Bandingkan dengan dengan PSO KRL Jabodetabek sebesar Rp 1,6 triliun.

(Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemeberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat)

 

Facebook Comments Box