Badan Pusat Statistik Jawa Tengah (BPS Jateng) mencatat pertumbuhan ekonomi Jateng pada Triwulan III/2023 tumbuh 4,92% secara year on year (yoy).
Pertumbuhan itu lebih rendah jika dibandingkan dengan Triwulan II/2023 yang tercatat 5,24% dan Triwulan III/2022 yang mencapai 5,27%.
“Untuk pertumbuhan kumulatifnya atau c-to-c di Triwulan III/2023, yaitu 5,07%,” kata Kepala BPS Provinsi Jateng Dadang Hardiwan saat memberikan keterangan pers melalui virtual.
Dia menambahkan, data menyebutkan bahwa dilihat dari ekonomi regional provinsi se-Pulau Jawa, terlihat pada Triwulan III/2023, pertumbuhan ekonomi secara c-to-c tumbuh pada level moderat, di atas rata-rata sekitar 5%, kecuali Banten dan Jawa Barat.
“Kinerja ekonomi di Jawa Tengah sampai Triwulan III/2023 terlihat sangat baik (c-to-c). Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi c-to-c, yaitu 5,07%. Itu merupakan pertumbuhan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi besar yang ada di Pulau Jawa, seperti DKI Jakarta 5,00%, Jawa Timur 5,02% dan Jawa Barat 4,94%,” jelasnya.
Menurut Dadang, BPS menilai kinerja ekonomi Jawa Tengah berjalan sangat baik pada tahun 2023.
“Ini mengindikasikan, aktivitas ekonomi yang dilakukan masyarakat, dunia usaha, dan didukung peran pemerintah dalam memberikan stimulus lewat belanja pemerintah, berjalan sangat optimal di tengah ketidakpastian ekonomi global,” ungkapnya.
Dia menyatakan, masifnya pembangunan gedung maupun infrastruktur di Jateng, seperti jalan tol, dan pembangunan di kawasan industri, menyebabkan lapangan usaha konstruksi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,51%.
“Ini ditunjukkan dengan realisasi pengadaan semen mengalami kenaikan 39,91% dari Triwulan II/2023,” ujarnya.
Dadang menuturkan, pertumbuhan tertinggi kedua yaitu lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi, yang mengalami kenaikan 3,36%.
Kenaikan itu tercermin dari naiknya posisi pinjaman 2,13% dan naiknya pendapatan asuransi sebesar 5,96%.
Sementara itu, untuk perekonomian Jawa Tengah pada Triwulan III/2023 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp428.615,38 miliar dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp277.865,85 miliar.
Adapun dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 12,60%, sedangkan dari sisi pengeluaran, kenaikan tertinggi dicatat Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga NonProfit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT), yaitu sebesar 7,14%.
Dia menambahkan, secara struktur, lapangan usaha industri pengolahan mendominasi struktur ekonomi pada Triwulan III/2023, dengan kontribusi 33,74%, sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT), dengan kontribusi 60,80%.
Dalam kesempatan itu, BPS Jateng juga merilis data struktur ketenagakerjaan di Jateng. Menurut Dadang, saat ini terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,60 juta orang sepanjang Agustus 2022 – Agustus 2023.
Tidak hanya itu, lanjutnya, seiring membaiknya perekonomian di Jateng, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2023 sebesar 5,13%. Dari jumlah itu memperlihatkan adanya penurunan TPT. “Turun 0,44% poin dibandingkan dengan Agustus 2022,” tegas Dadang.
Sementara itu, pada Agustus 2023 tercatat jumlah angkatan kerja sebanyak 21,07 juta orang, bertambah 1,59 juta dibandingkan dengan Agustus 2022, dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat sebesar 0,88% poin, menjadi 71,72%. BIG