Regional

Ada 114 Rumah Rusak Berat dan 508 Jiwa Terdampak Pergerakan Tanah di Kabupaten Brebes

×

Ada 114 Rumah Rusak Berat dan 508 Jiwa Terdampak Pergerakan Tanah di Kabupaten Brebes

Sebarkan artikel ini
Kondisi rumah rusak terdampak pergerakan tanah di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. (dok. bpbdkabupatenbrebes)

Fenomena pergerakan tanah terjadi di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, pada Kamis (17/4) sekitar pukul 02.00 WIB.

Peristiwa ini dipicu oleh hujan deras berintensitas tinggi ditambah kontur kemiringan lereng yang curam mencapai 60 derajat.

Berdasarkan hasil kaji cepat, mahkota longsor terpantau berada di Dukuh Krajan RT 05 RW 03 dengan arah luncur mengarah ke barat laut, mengikuti aliran Kali Pedes.

Bidang luncur tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada hunian warga yang berada di jalur pergerakan tanah.

Perkembangan data terakhir pada Selasa (22/4) pukul 18.40 WIB, tercatat sebanyak 114 unit rumah rusak berat dan tiga tempat ibadah mengalami kerusakan.

Selain itu, pergerakan tanah juga berdampak kepada 508 jiwa yang mana sebanyak 455 jiwa mengungsi di beberapa lokasi dan 53 jiwa lainnya terdampak langsung namun masih bertahan di sekitar lokasi.

Jika dirinci, pengungsian berada di lokasi yang meliputi 291 jiwa di Pos Pengungsian Lapangan Futsal Gunung Poh, 112 jiwa mengungsi di rumah saudara, 1 jiwa di pondok dan 51 jiwa memilih keluar daerah.

Secara rinci, dampak di tiap lokasi meliputi Dukuh Krajan, ada 28 rumah rusak berat, satu TK Aisyiyah rusak berat, 84 jiwa mengungsi.

Kemudian, Dukuh Karanganyar, 3 unit rumah rusak berat, 14 jiwa mengungsi.

Selanjutnya Dukuh Babakan 63 unit rumah rusak berat, 2 unit tempat ibadah rusak, 1 unit TPQ rusak dan 300 jiwa mengungsi.

Berikutnya Dukuh Cupang Bungur ada 22 unit rumah rusak berat, 1 unit tempat ibadah rusak dan 75 jiwa mengungsi. Adapun Dukuh Ares 15 unit rumah terancam dan 63 jiwa terdampak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes bersama unsur pemerintah desa, kecamatan dan stakeholder terkait telah melakukan berbagai langkah penanganan, mulai dari kaji cepat, koordinasi lintas sektor, dan apel rutin pagi dan sore.

Pendataan dan pendistribusian bantuan logistik telah dilakukan oleh OPD dan relawan sejalan dengan perbaikan tenda, pemasangan pallet, serta terpal untuk kenyamanan pengungsi termasuk pelaksanaan kegiatan trauma healing bagi warga terdampak khususnya bagi anak – anak.

Dengan kontur tanah yang masih labil dan potensi hujan tinggi di wilayah tersebut, fenomena pergerakan tanah susulan masih sangat mungkin terjadi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga yang berada di wilayah rawan agar tetap waspada dan segera melapor apabila terdapat retakan tanah, suara gemuruh, atau tanda – tanda pergerakan tanah lainnya.

Langkah mitigasi jangka panjang seperti penguatan vegetasi dan pembangunan drainase tahan air perlu menjadi perhatian bersama untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang. I

 

Facebook Comments Box