Target menuju swasembada pangan di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah diharapkan dapat terwujud.
Hal itu disampaikan Bupati Kudus Sam’ani Intakoris, pada panen raya perdana Musim Tanam 1 (MT1) di Desa Tenggeles, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus.
Menurutnya, dari hasil panen kali ini, diperkirakan mengalami surplus lebih dari 100 ton gabah, dengan 10% hasil panen akan diserap oleh Bulog.
“Alhamdulillah, hasil panen diperkirakan surplus. Nanti 10% diserap Bulog. Mohon dinas terkait dihitung lagi hasil panen murni Kabupaten Kudus,” tuturnya.
Untuk itu, bupati mendorong para petani untuk modernisasi pertanian menggunakan alat – alat pertanian modern, seperti combine harvester, alat tanam, dan drone.
Pasalnya, alat pertanian modern menjadi solusi atas keterbatasan tenaga kerja di sektor pertanian dan efektifitas menanam.
“Kalau ditanam pakai mesin modern, hasilnya lebih terukur dan cepat. Satu kotak lahan pertanian bisa menghasilkan 1,5 ton gabah,” jelas Sam’ani.
Selain itu, lanjutnya, petani juga diminta untuk mempertimbangkan komoditas yang ditanam setiap masa panen. Biasanya, dari Masa Tanam 1 sampai Masa Tanam 3, sirkulasi bibit penyakit masih jalan.
Oleh karena itu, Sam’ani menyarankan Masa Tanam 3 menanam palawija.
“Biasanya Masa Tanam 1 sampai Masa Tanam 3 sirkulasi bibit penyakit masih jalan. Bisanya diputus, masa tanam ketiga dengan palawija,” ungkapnya.
Sebagai informasi, panen raya di Kecamatan Mejobo merupakan lanjutan dari panen di daerah Undaan dan Kaliwungu, yang kemudian berlanjut di wilayah Jekulo. BIG
