Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyakit jantung sebagai salah satu penyebab utama kematian di dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani menyampaikan apresiasi kepada panitia penyelenggara, sekaligus mengungkapkan keprihatinan atas tingginya kasus jantung di Garut.
“Berdasarkan data BPJS, terdapat sekitar 7.000 lebih rujukan dari puskesmas ke rumah sakit terkait kasus jantung,” ujarnya.
Dia menuturkan, penerapan pola hidup CERDIK merupakan upaya penting untuk menekan prevalensi penyakit jantung.
Pola ini meliputi cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin olahraga, diet sehat, dan seimbang, istirahat cukup, serta kelola stres.
“Memang di Dinas Kesehatan Kabupaten Garut harus melakukan sosialisasi terkait untuk pencegahan terhadap penyakit jantung agar masyarakat mengetahui dan melaksanakannya, dan prevalensi terhadap penyakit jantung menurun,” tuturnya.
Pasien penderita jantung diimbau rutin kontrol, konsisten menjalankan pola CERDIK, aktif dalam komunitas, serta segera mengakses fasilitas kesehatan jika muncul gejala serangan mendadak.
Ketua Panitia Fadli Amarulloh melaporkan, kegiatan ini diikuti sekitar 2.500 peserta dari berbagai kalangan, termasuk tenaga kesehatan, kader dan komunitas.
Sebanyak 39 instansi pemerintah maupun swasta turut mendukung acara tersebut.
“Semua kegiatan ini kami rancang bukan hanya sebagai bentuk edukasi saja, tetapi pengalaman nyata untuk mengajak masyarakat menjaga kesehatan jantung,” jelasnya.
Ketua YJI Kabupaten Garut, Kadar Lesmana menyoroti peningkatan kasus jantung akibat perubahan pola makan dan gaya hidup yang kini bahkan menyerang usia muda.
Dia menganjurkan masyarakat melakukan olahraga ringan, seperti berjalan cepat selama 30 menit hampir setiap hari dan tidak menunda pemeriksaan kesehatan ke fasilitas terdekat. BIG