Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat pertumbuhan ekonomi regional NTT hingga Oktober 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 3,66%.
“Ekonomi NTT pada Triwulan III/2024 tumbuh 3,66 (yoy), di bawah pertumbuhan secara nasional 4,95%,” ujar Kepala Kantor Wilayah DJPb NTT Catur Ariyanto Widodo di Kupang.
Namun, dia menambahkan, meski di bawah persentase nasional, kinerja fiskal regional (APBN) NTT tumbuh hingga 8,78% (yoy).
“Realisasi pendapatan dan hibah sampai dengan Oktober 2024 sebesar Rp3,21 triliun atau 81,56% dari target atau tumbuh 8,78% (yoy),” tutur Catur.
Menurutnya, ekonomi regional NTT masih ditopang oleh sektor konsumsi rumah tangga serta sektor pertanian, perikanan dan kehutanan.
“Pada komponen pengeluaran, distribusi sektor rumah tangga sebesar 66,88%. Pada komponen produksi (lapangan usaha), distribusi pada sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan sebesar 28,76%,” jelasnya.
Dia menyatakan, secara umum belanja APBN/APBD berkontribusi cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di NTT, antara lain melalui gelaran Pilpres, Pileg dan Pilkada Serentak di tahun 2024.
Catur menambahkan, memasuki akhir tahun anggaran 2024, Kanwil DJPb NTT dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), akan terus mengawal proses penyaluran APBN, baik untuk belanja pemerintah pusat maupun transfer ke daerah agar dapat disalurkan secara optimal kepada seluruh satuan kerja K/L dan pemda di wilayah NTT.
“Untuk itu, kami akan berupaya dalam mempercepat penerimaan kas negara dan berkoordinasi dengan satuan kerja/pemda demi mengakselerasi proses pencairan dana,” ungkapnya. BIG