Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat mencatat realisasi ekspor pada periode Juli 2024 mencapai US$436,45 juta atau mengalami peningkatan sebesar 37,29% (mtm).
Kepala BPS Papua Barat Merry di Manokwari mengatakan, ekspor minyak dan gas (migas) dengan komoditas bahan bakar mineral menyumbang 99,15% atau US$432,74 juta dari total ekspor.
“Sisanya disumbang oleh komoditas non minyak dan gas (migas) dengan nilai US$3,71 juta atau 0,85% dari total ekspor,” ujarnya.
Dia menjelaskan, nilai ekspor migas meningkat 36,59% (mtm) atau US$115,93 juta jika dibandingkan dengan periode Juni 2024 yang tercatat US$316,82 juta.
Kinerja ekspor komoditas non migas juga tumbuh positif 237,14 (mtm) atau US$2,61 juta dibandingkan dengan realisasi ekspor pada bulan sebelumnya, yaitu US$1,10 juta.
“Baik ekspor migas maupun non migas sama-sama mengalami pertumbuhan yang positif,” jelasnya.
Merry menyebutkan, ada tiga negara menjadi tujuan ekspor terbesar, yaitu Tiongkok senilai US$181,07 juta, Jepang US$123,51 juta dan Korea Selatan US$123,47 juta.
Negara lain yang juga menjadi pangsa ekspor Papua Barat pada Juli 2024, meliputi Meksiko, Hongkong, Papua Nugini, Timor Leste, Amerika Serikat, Thailand, dan Malaysia.
“Ekspor ke negara-negara kawasan Asia lebih banyak. Tiongkok sebanyak 41,49%, Jepang 28,30% dan Korea Selatan 28,29%,” tuturnya.
Selama periode Juli 2024, lanjut Merry, impor Papua Barat tercatat sebanyak US$6,45 juta yang berasal dari tiga negara, yakni Australia 98,76%, Jepang 1,08% dan Polandia 0,15%.
Adapun komoditas yang diimpor dari tiga negara tersebut ke Papua Barat hanya komoditas non migas, seperti perangkat optik dan peralatan mesin atau pesawat mekanik.
“Dari Januari – Juli 2024, total ekspor US$2.074,83 juta dan impor US$14,20 juta AS. Dengan demikian neraca perdagangan Papua Barat surplus,” ungkap Merry. BIG