Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi berharap Sukabumi menjadi kota percontohan nyaman dan bersih yang bakal berimplikasi pada peningkatan dunia pariwisata.
Untuk itu, gubernur memminta Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dan Wakil Wali Kota Bobby Maulana bergerak cepat mengidentifikasi permasalahan kota yang dirasakan masyarakat kemudian membuat solusinya.
“Pemerintahnya harus mulai rajin, kalau di Kota Sukabumi itu gampang, Wali Kota itu kemana – mana naik sepeda ke gang – gang. Selesai dalam satu bulan bisa teridentifikasi masalah,” ujar Dedi usai Rapat Paripurna Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi di Gedung DPRD Kota Sukabumi, baru – baru ini.
Dia menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi juga perlu memperhatikan kualitas kebersihan di pasar tradisional, karena jika pelayanannya baik dan kebersihan lingkungan terjaga, maka akan menarik minat wisatawan datang ke Kota Sukabumi.
“Layanan pasar harus bersih karena ini kota harus baik, sehingga Insyaallah nanti akan memiliki implikasi pada tumbuhnya partisipasi orang, tingkat kunjungan nanti orang nginep nyaman, makan nyaman, karena kota itu, faktor pendukung penghasilannya,” jelas Gubernur Dedi.
Dia juga mengingatkan Wali Kota Sukabumi untuk mengoptimalkan pelayanan dasar air bersih, pemerataan sambungan listrik, pengelolaan sampah dan menurunkan angka kemiskinan.
“Kemudian layanan pendidikan dasar dan pendidikan menengahnya dalam keadaan baik dan semua masyarakatnya tertampung apalagi sekarang akan menghadapi musim penerimaan SMA/SMK,” katanya.
Menurut Gubernur Dedi, Kota Sukabumi dengan sejarah sebagai pusat perkebunan punya modal kuat untuk maju, sehingga gubernur minta identitas tersebut dimunculkan kembali.
“Sukabumi harus segera menata diri sebagai kota. Kan dulu pusat kota perkebunan, silsilah sejarah itu harus segera dilihat dan dicari nomenklaturnya serta rangkaian sejarahnya cari dasar – dasar dulu dibentuknya Kota Sukabumi,” ungkapnya.
Jadi, lanjut Gubernur Dedi, dari situ bisa dilakukan branding sebagai kota perkebunan pada zaman itu dan jika sekarang sudah berubah iklimnya, tetap nuansa kotanya tetap di tata dan dijaga.
Hari Jadi Kota Sukabumi ditetapkan jatuh pada 1 April. Nama Sukabumi sudah ada sejak era kolonial Belanda tahun 1815, dicetuskan ahli bedah dan pengusaha kopi Andries de Wilde.
Sukabumi dulu adalah permukiman bagian dari Distrik Gunung Parang, Wilayah Pemekaran Cianjur, Keresidenan Preanger.
Seiring pembangunan Jalan Raya Raya Pos oleh Daendles, banyak orang Eropa yang menetap dan keberadaan perkebunan, status Sukabumi meningkat dari distrik menjadi Kota Praja (Gementee).
Di era penjajahan Jepang, Sukabumi bernama Soekaboemi Shi. Setelah kemerdekaan namanya menjadi Kota Praja Sukabumi dan pada tahun 1965 menjadi Kotamadya Tingkat II.
Sampai akhirnya di era otonomi daerah menjadi Kota Sukabumi yang terpisah dari Kabupaten Sukabumi. BIG