Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Jakarta Smart City, Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta, terus berupaya melakukan transformasi digital melalui sejumlah inovasi agar masyarakat mendapatkan pelayanan publik secara maksimal.
Menurut Kepala BLUD Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha, ada sejumlah langkah yang diambil untuk melakukan transformasi digital di Jakarta, di antaranya membangun infrastruktur digital, masyarakat digital, pemerintah digital, dan ekonomi digital.
Dia menjelaskan, langkah untuk mendorong transformasi digital di Jakarta tidak terlepas dari statusnya sebagai kota metropolitan, sehingga Jakarta harus memiliki solusi efektif dan efisien untuk kemakmuran warganya.
“Dikembangkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi demi memaksimalkan pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien, Jakarta Smart City mengadopsi konsep kota pintar dengan menerapkan enam indikator,” ujar Yudhistira dalam keterangannya.
Keenam indikator itu adalah Smart Governance, Smart Economy, Smart Environment, Smart People, Smart Mobility, dan Smart Living.
“Khusus Smart Governance merupakan wujud kehadiran pemerintah dalam memberikan fasilitas perubahan, serta perkembangan sosial yang lebih baik,” jelasnya.
Sementara itu, untuk Smart Economy, pihaknya berupaya untuk membuka peluang usaha baru, sehingga lapangan pekerjaan bisa tersedia, sekaligus mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi.
“Sebagai contoh, dikeluarkan regulasi ekonomi strategis yang dibuat untuk mendorong perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta industri kreatif,” katanya.
Adapun Smart Environment, yakni menghadirkan kegiatan yang bisa melindungi ekosistem lingkungan, seperti waste management, water management dan energi alternatif yang ramah lingkungan.
“Smart People, aktor utama dalam pengembangan program Smart City, adalah masyarakat itu sendiri, karena masyarakat adalah end user dari program Smart City ini,” ungkapnya.
Yudhistira menyatakan, Smart Mobility berfokus pada peningkatan kualitas transportasi bagi masyarakat urban, seperti melalui Transjakarta dan Mass Rapid Transit (MRT).
“Indikator Smart City selanjutnya, yaitu Smart Living, bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti memberikan fasilitas berupa informasi tentang kesehatan, mengembangkan kurikulum melek digital, serta membangun fasilitas ramah difabel,” tuturnya.
Selain itu, Yudhistira menambahkan, Pemprov DKI juga mengembangkan aplikasi Jakarta Kini (JAKI).
Aplikasi tersebut dilengkapi dengan sejumlah fitur yang bertujuan untuk memberikan kontribusi agar Jakarta menjadi kota yang memiliki daya saing dengan kota-kota dunia.
“JAKI adalah sistem elektronik terintegrasi berbentuk aplikasi yang dibentuk dengan tujuan sebagai platform informasi, interaksi, hingga transaksi elektronik,” tuturnya.
Sistem JAKI merupakan layanan publik berbasis elektronik dari Layanan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di Pemprov DKI Jakarta yang dikelola oleh BLUD Jakarta Smart City. BIG