Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi berhasil memecahkan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam simulasi penanggulangan bencana dengan peserta terbanyak yang diikuti 23.000 peserta dari berbagai dinas, instansi, TNI/Polri, dunia pendidikan, dunia usaha, komunitas penggiat bencana dan unsur masyarakat lainnya.
Acara yang dikomando langsung oleh Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan itu, digelar dalam rangka puncak peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) Tingkat Kabupaten Bekasi Tahun 2023, yang dipusatkan di Situ Rawa Binong, Desa Hegarmukti, Kabupaten Bekasi, Senin (15/5/2023).
“Ini merupakan puncak peringatan hari kesiapsiagaan Nasional tahun 2023 di Kabupaten Bekasi. Sekaligus kami dedikasikan juga, sebagai pemecahan Rekor Muri Simulasi Evakuasi Bencana yang diikuti oleh peserta terbanyak se-Indonesia,” katanya.
Dani menjelaskan, ada tiga jurus membentuk budaya tagguh. Pertama, bagaimana masyarakat menangani bahaya bencana di sekitarnya dan kedua, masyarakat aktif mengurangi risiko bencana. Ketiga, masyarakat harus siap untuk selamat.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Bekasi dan juga Provinsi Jawa Barat, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas upaya yang dilakukan BPBD Kabupaten Bekasi bersama seluruh mitra kerja sama dalam hal penanganan bencana yang telah melaksanakan kegiatan ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dani menambahkan, dalam proses menumbuhkembangkan budaya tangguh bencana pada puncak HKBN 2023, sejumlah simulasi penanggulangan bencana dilakukan.
Dari mulai bencana puting beliung, kebakaran, pencarian orang tenggelam, hingga proses evakuasi di air.
“Nah, untuk siap selamat itulah, maka simulasi ini dilakukan minimal setahun sekali setiap hari kesiagaan bencana dan bisa juga dua kali dengan bulan pengurangan resiko bencana. Rutin, acara seperti itu nanti anak-anak sekolah, pegawai di kantor, perusahaan, pabrik, masyarakat pasar sehingga selalu memiliki kesiapsiagaan menghadapi bencana,” tuturnya.
Dani memastikan, dari simulasi yang diperagakan akan terbentuk pembiasaan. Baik pembiasaan antara BPBD, TNI, POLRI, FPRB, jajaran Dinas Kesehatan, Dinas Pemadam Kebakaran, Satpol PP dan dinas lainnya, termasuk PLN dan PDAM.
“Ini akan menjadi reflek bila sering dilakukan. Namun bila jarang dilakukan atau dilatih, biasanya kita tidak reflek. Kami dari pemerintah kabupaten melalui BPBD memfasilitasi, dari mulai upaya pencegahannya atau mitigasi lalu bila terjadi penanggulangan, sampai nanti masa pemulihan atau rehabilitasi bagi yang terdampak bencana,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Operasional Rekor MURI Yusuf Ngadri mengapresiasi kegiatan simulasi bencana yang dilakukan Pemkab Bekasi. Bagaimanapun, simulasi tanggap bencana ini sangat penting dilakukan untuk meminimalisir terjadi korban jiwa saat bencana.
“Tentunya MURI sangat mengapresiasi karena kegiatan ini mengedukasi kesiapsiagaan apabila terjadi bencana. Bencana itu macam-macan dan kejadiannya tidak bisa diprediksi kapan akan datang,” ujarnya.
Dia meyakini, dengan simulasi ini akan memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk menghadapi bencana dan jika masyarakat tahu apa yang harus dilakukan, tentunya tidak akan membuat panik dan dapat meminimalisir terjadinya korban jiwa.
“Kalau orang tidak ngerti apa-apa, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak tahu, nah ini akan memperparah bencana itu. Jadi simulasi pelatihan ini sangat penting, jadi saya salut dengan Pemkab Bekasi,” tuturnya.
Yusuf menilai, banyaknya masyarkat yang akan mengikuti simulasi pelatihan tanggap bencana ini menjadi sangat penting.
“Jadi sebanyak banyaknya orang harus siap, kesadaran diri itu penting untuk melakukan antisipasi tanggap bencana,” jelasnya. BIG