advertisements
advertisements
BALI MagzBisnisPariwisataRegional

Kemenparekraf Akselerasi Usaha Pelaku Parekraf Bali Go Public Lewat KreatIPO

×

Kemenparekraf Akselerasi Usaha Pelaku Parekraf Bali Go Public Lewat KreatIPO

Sebarkan artikel ini
Kegiatan Coaching Clinic KreatIPO di Bali sebagai bagian dari rangkaian program mendorong dan mengakselerasi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali untuk go public. (dok. kemenparekraf)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong dan mengakselerasi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali untuk go public dengan skema Initial Public Offering (IPO) atau mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Untuk itu, Kemenparekraf/Baparekraf dan BEI menggelar kegiatan Coaching Clinic KreatIPO di Bali sebagai bagian dari rangkaian program mengakselerasi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Pulau Dewata.

Menurut Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf Anggara Hayun Anujuprana, dengan mencatatkan sahamnya di BEI, maka pelaku usaha dan ekonomi kreatif memiliki kesempatan yang semakin besar untuk mendapatkan akses pendanaan melalui pasar modal.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk identifikasi kesiapan awal pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menjadi perusahaan go public dengan skema IPO,” kata Hayun dalam kegiatan coaching clinic yang berlangsung di Bali, baru-baru ini.

Coaching Clinic KreatIPO di Bali merupakan kegiatan kedua yang diselenggarakan pada tahun ini, sebelumnya kegiatan serupa hadir di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

Pada kegiatan ini, Kemenparekraf mempertemukan 64 pelaku usaha parekraf dengan BEI dan underwriter (profesi penunjang dalam rangka identifikasi kesiapan awal usaha untuk IPO) yang terdiri dari UOB Kay Hian Sekuritas, KB Valbury Sekuritas dan Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI).

Hayun menjelaskan bahwa permodalan masih menjadi salah satu tantangan besar bagi para pelaku usaha parekraf di Indonesia apalagi sebagian besar dari mereka memiliki aset intangible atau aset yang tidak berwujud.

“Semoga dengan program KreatIPO ini para pelaku usaha parekraf dapat mengakses pembiayaan dari pasar modal, sehingga tujuan utama pemerintah untuk memajukan dan mengembangkan industri parekraf dapat tercapai dan berkontribusi meningkatkan lapangan kerja,” jelasnya.

Sampai dengan 31 Agustus 2023, total dana yang dihimpun oleh perusahaan sektor ariwisata dan ekonomi melalui IPO adalah Rp1.304,77 miliar.

“Potensi dan peluang yang begitu besar dari pasar modal ini diharapkan dapat mendorong dan mengakselerasi para pelaku usaha parekraf untuk dapat melantai di Bursa Efek Indonesia dengan skema penawaran umum perdana saham atau yang lebih dikenal dengan nama IPO,” ungkap Hayun.

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ida Ayu Nyoman Candrawati berharap pelaku parekraf yang mengikuti coaching clinic ini dapat menuju IPO agar perekonomian di Provinsi Bali dapat meningkat dan menjadi motivasi bagi pelaku parekraf lain.

“Jadi, akan lebih banyak lagi pelaku usaha parekraf dapat menuju pasar IPO juga,” kata Candrawati.

Program roadshow KreatIPO terdiri oleh berbagai kegiatan di antaranya, literasi terkait pasar modal pada kegiatan bincang pasar modal, coaching clinic KreatIPO, kegiatan one on one meeting dengan underwriter, seleksi masuk IDX Incubator, pembinaan oleh IDX Incubator dan monitoring oleh Kemenparekraf, dan pelaksanaan demo day untuk mempertemukan perusahaan binaan dengan profesi penunjang yang akan membantu penyiapan IPO. BIG

Facebook Comments Box