Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memberikan pembekalan hingga peningkatan kemampuan para pelaku ekonomi kreatif subsektor fotografi di Kabupaten Tabanan, Bali.
Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani saat kegiatan Gerakan Usaha Kreatif (GUK) Bagi Pelaku Ekraf Subsektor Fotografi menjelaskan, foto produk ternyata menjadi salah satu faktor yang bisa membuat produk usaha menjadi lebih laris.
“Foto produk dapat mempengaruhi keputusan pembeli pada e-commerce. Untuk mendapatkan foto produk yang bagus dan elegan, kita sudah dapat memanfaatkan teknologi smartphone,” ujar Giri Adnyani di Cau Blayu, Tabanan, Bali, Jumat (14/4/2023).
Walaupun tidak dapat disejajarkan dengan kamera SLR, kata Sesmenparekraf, tapi smartphone memiliki banyak alternatif yang mendukung kreativitas penggunanya dalam pengambilan foto.
“Dengan adanya peluang dan kesempatan yang sangat terbuka luas, serta dipertemukan dengan persiapan SDM yang matang, kami optimistis ekonomi pulih dan sektor parekraf bangkit” ungkapnya.
Gerakan Usaha Kreatif kali ini diikuti 100 peserta serta menghadirkan narasumber Dewi Sartika Bukit yang juga seorang Master of Art, Fotografer, dan trainer fotografi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Alexander Reyaan menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan kemampuan teknik pengambilan foto dengan smartphone untuk foto produk, sehingga dapat menunjang usaha kreatif masyarakat setempat.
“Sekitar 60% lebih dari konten kreatif berperan penting pada peningkatan dan penghasilan penjualan dari produk parekraf, fotografi juga memiliki peran penting untuk memberikan nilai tambah dalam pengemasan konten digital,” jelasnya.
Alexander Reyaan menyatakan, subsektor fotografi menghasilkan Rp5,90 triliun atas keseluruhan PDB nasional tahun 2020.
“Dengan mengikuti bimtek subsektor fotografi, peserta dapat mengoptimalkan konten digital untuk meningkatkan penjualan produk ekonomi kreatif di Bali, khususnya,” katanya. BIG