Pariwisata

Kemenparekraf Fasilitasi Pelatihan Pemasaran Bagi 10 Desa Wisata di Gorontalo

×

Kemenparekraf Fasilitasi Pelatihan Pemasaran Bagi 10 Desa Wisata di Gorontalo

Sebarkan artikel ini
Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat menghadiri kegiatan Beti Dewi 2024 yang berlangsung di Aston Hotel Gorontalo. (dok. kemenparekraf)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memfasilitasi 10 desa wisata terpilih yang ada di kabupaten/kota Gorontalo.

Fasilitasi itu untuk mengikuti pelatihan dan pendampingan dalam membuat paket-paket wisata menarik hingga pemasaran produk pariwisata dan ekonomi kreatif secara digital melalui program Beti Dewi (Beli Kreatif Desa Wisata).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Gorontalo mempunyai potensi kuliner, kriya, fesyen, hingga destinasi yang mendukung.

“Hanya saja eksistensi dari produk tersebut perlu digaungkan lebih luas lagi,” katanya saat menghadiri kegiatan Beti Dewi 2024 yang berlangsung di Aston Hotel Gorontalo, baru-baru ini.

Untuk itu, perlu dibentuk paket wisata melalui pelatihan ini bersama Desa Wisata Institute, dilakukan onboarding juga ke online travel agent, ada lima travel agent.

“Juga kita berikan akses pembiayaan dan yang tidak kalah penting adalah kita bantu juga promosinya agar mampu menjangkau pasar yang lebih luas,” kata Sandiaga.

Saat ini, program Beti Dewi telah menjalin kemitraan dengan sejumlah Online Travel Agent (OTA) di antaranya Mister Aladin, Tiket.com, Atourin, Jalanin.com dan Traveloka sebagai salah satu platform online terbesar di Asia Tenggara. Nantinya para peserta mendapat kesempatan untuk melakukan onboarding produk parekraf di Online Travel Agent tersebut.

Adapun 10 desa wisata di kabupaten/kota Gorontalo yang berpartisipasi dalam Beti Dewi selama dua hari mulai 27-28 Februari 2024, adalah Desa Wisata Religi Bubohu Bongo, Desa Wisata Lonuo (Bukit Arang), Desa Wisata Botubarani, dan Desa Wisata Danau Perintis.

Selain itu, Desa Wisata Taman Laut Olele, Desa Wisata Dunggala, Desa Wisata Ponelo, Desa Wisata Tulabolo, Desa Wisata Longalo, dan Desa Wisata Tri Rukun.

Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf/Baparekraf Dwi Marhen Yono menjelaskan, selama dua tahun ini Kemenparekraf sudah mendampingi 369 desa hingga mereka onboarding dan sudah ada 712 paket wisata yang terjual melalui OTA mitra Kemenparekraf.

“Tahun ini kami berharap naik level. Naik levelnya tidak hanya onboarding tapi berapa besaran transaksinya juga mulai menjadi perhatian,” ujar Marhen.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo Aryanto Husein menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Gorontalo sebagai lokasi pelaksanaan rangkaian program Beti Dewi 2024.

Apresiasi ini menjadi motivasi bagi pihaknya untuk terus mendorong pelaku parekraf Gorontalo agar lebih berdaya.

“Oleh karenanya saya mengucapkan terima kasih atas program ini. Buat semua peserta kita tidak akan berakhir disini, kami akan menyiapkan program yang tentunya didampingi oleh Kemenparekraf,” jelas Aryanto.

Menurut Kepala Desa Wisata Taman Laut Olele Candra Nauko, kegiatan Beti Dewi sangat bermanfaat bagi pelaku usaha khususnya Pokdarwis yang bersentuhan langsung dengan pariwisata dan ekonomi kreatif. Candra berharap program ini dapat berkelanjutan.

“Karena dengan adanya program Beti Dewi kami dibekali bagaimana bisa menjual produk, kemudian pemasarannya juga dijelaskan. Kami dibekali satu link untuk memasarkan semua produk pariwisata yang ada di desa, baik homestay, suvenir, paket wisata, bahkan kami bisa melihat neraca yang ada di aplikasi. Insyaallah program ini berkepanjangan,” tutur Candra. BIG

Facebook Comments Box