Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mempromosikan produk fesyen lokal asal Malang saat menjadi super mentor dalam workshop Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Dia mempromosikan dengan mengenakan produk fesyen, yakni outer dari jenama lokal Batik Sengguruh dengan motif Garudeya sebagai ikon Kabupaten Malang. Garudeya tergambar dalam relief Candi Kidal yang ada di Tumpang, berkarakter kuat dan menginspirasi adanya lambang negara Indonesia.
Selain outer, Sandiaga memakai udeng yang sarat makna. Pada bagian belakang kepala yang disebut Gunungan menunjukkan harapan yang tinggi. Sementara bagian sisi kanan dan kiri disebut Jeprakan yang merupakan simbol keseimbangan dan keadilan.
Pada bagian simpul atau Wangsil dalam bahasa Jawa artinya pulang, karena manusia sejatinya milik sang Pencipta.
Dengan potensi ekonomi kreatif (ekraf) yang dapat diunggulkan tersebut, Sandiaga mendorong Kabupaten Malang mempercepat proses uji petik PMK3I (Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif) untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di daerahnya.
“Kita mendorong agar Kabupaten Malang mempercepat proses uji petik sehingga ditetapkan dan bisa dinyatakan sebagai Kabupaten Kreatif se-Indonesia,” tuturnya.
Ekosistem ekonomi kreatif yang kuat dapat menjadi daya dukung keberadaan destinasi wisata, termasuk desa-desa wisata yang ada di Kabupaten Malang.
“Mudah-mudahan ini bisa dikaitkan dengan produk-produk ekonomi kreatif. Dan kami akan terus membantu dari pemerintah pusat dengan akses pembiayaan, bantuan alat, dan pendampingan dan pelatihan,” jelasnya.
Sandiaga mengungkapkan, Kabupaten Malang sedang diusulkan menjadi destinasi pariwisata super prioritas, sehingga segala aspek pendukung termasuk ekraf perlu dioptimalkan guna memberikan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dalam kegiatan Workshop KaTa Kreatif, Sandiaga juga berkesempatan mendengar sejumlah masukan dan kendala yang dihadapi pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Malang.
Mulai dari pendukungan pada subsektor animasi dan film hingga persoalan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Merespons hal itu, dia menambahkan, persoalan HKI memang masih menjadi kendala pelaku UMKM.
Namun, pemerintah melalui Kemenparekraf/Baparekraf bekerja sama dengan World Intellectual Property Organization (WIPO) sepakat untuk memfasilitasi pelaku UMKM untuk mendapatkan HKI.
Hak ini hadir sebagai bentuk legalitas atas merek produk atau karya yang dihasilkan oleh pelaku ekraf.
Menparekraf mengungkapkan dengan adanya HKI, penjualan produk ekraf dapat meningkat hingga 35%.
“Kami juga mengajak para animator yang ada di Kabupaten Malang untuk berpartisipasi melalui program workshop ini ke program Apresiasi Kreasi Indonesia maupun program business matching dengan calon buyer di luar negeri melalui fasilitasi dari pada pameran kita yang terus melakukan roadshow ke pasar-pasar internasional,” katanya.
Sandiaga juga menyampaikan adanya KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Singosari dapat menjadi sarana pelaku UMKM untuk mendapatkan kemudahan akses program-program short term di luar negeri.
“Dan malah mereka sekarang menjemput bola, datang ke pameran-pameran yang ada di Indonesia. Jadi nanti kita akan bukakan kesempatan agar animator asal kabupaten Malang ini bisa tampil juga di eksibisi yang kita rutin laksanakan di Jakarta,” tuturnya.
Eksibisi ini juga dilaksanakan di beberapa pusat pertumbuhan ekonomi dunia seperti Singapura dan Hong Kong. Animator-animator harus terus kita bina karena mereka adalah masa depan ekonomi nasional.
Turut hadir Bupati Malang Sanusi, Wakil Bupati Malang Didik Gatot, Kadisbudpar Provinsi Jawa Timur Evy Afianasari dan Kadisbudpar Kabupaten Malang Purwoto. BIG