Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menggelar pertemuan dengan sejumlah pejabat Politeknik Pariwisata (Poltekpar) di bawah naungan Kemenparekraf/Baparekraf.
Pejabat Poltekpar tersebut tergabung dalam tim pendirian guna membahas progres penyusunan dokumen pendirian Poltekpar Manado, Sulawesi Utara dan Solo Raya, Jawa Tengah.
Sandiaga dalam Rapat Akselerasi Penyusunan Dokumen Pendirian Poltekpar Manado dan Solo Raya yang berlangsung di Widyatula Poltekpar Bali mengatakan, Manado dan Solo Raya merupakan wilayah penyangga Destinasi Pariwisata Super Prioritas, sehingga diperlukan SDM parekraf andal untuk mendukung industri maupun kegiatan pemerintahan.
“Karena itu, saya sangat mengapresiasi setinggi-tingginya kerja keras tim pendirian Poltekpar Manado dan Solo Raya. Kita harus memberikan dukungan all out,” ujarnya.
Dalam rapat tersebut terdapat sejumlah hal yang menjadi fokus pembahasan di antaranya penetapan nama di kedua Poltekpar, ketersediaan dosen, karena memang faktor keberadaan dosen inilah yang akan menjadi pilar utama dari tiga aspek utama yang harus dipenuhi, selain terkait kurikulum dan sarana prasarana.
Selain itu, juga menyangkut studi kelayakan melalui pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) untuk memastikan validasi tiga program studi yang telah disepakati oleh tim pendirian, yakni destinasi wisata, pengelolaan perhotelan (PPH), dan pengelolaan konvensi dan acara (PKA), serta harapan industri dan masyarakat.
“PKA merupakan salah satu program studi yang sangat kita butuhkan karena kita punya lebih dari 3.000 event setiap tahun yang menciptakan peluang usaha sekitar Rp170 triliun. PPH juga penting banget, karena ke depan perhotelan ini akan berubah secara dinamis. Bukan lagi yang model-model zaman lama, tapi model-model yang kekinian,” jelasnya.
“Sementara itu, destinasi pariwisata yang terpenting dari tiga pilar utama, yaitu destinasi yang berkebudayaan dan berkearifan lokal, destinasi yang punya daya tarik kuliner, dan destinasi yang berbasis green tourism,” ungkap Sandiaga.
Dalam rapat itu, Menparekraf menginstruksikan kepada para dosen Poltekpar untuk memasukkan unsur selera nusantara ke dalam mata kuliah.
Hal itu dikarenakan data menunjukkan 40% wisatawan memilih suatu destinasi wisata, karena pertimbangan wisata kulinernya.
“Jadi, kuliner nusantara ini perlu lebih diangkat bukan hanya masakan western dan buku berjudul Mustikarasa yang terdapat 1.200 resep bisa menjadi referensi,” jelasnya.
Kepala Pusat Pengembangan SDM Kemenparekraf/Baparekraf Faisal menyebutkan bahwa program studi yang diusulkan semuanya berada di level D4 (Diploma Empat) dengan pertimbangan karakter daerah tingkat pendidikan setara S1 ini masih menjadi primadona dan sesuai hasil studi kelayakan yang sudah dilakukan.
“Dan kami ada beberapa dokumen, di Manado sudah pernah dilakukan studi kelayakan pada 2015 oleh Poltekpar Bali dan pada 2018 oleh Poltekpar Makassar,” katanya.
Mengenai Poltekpar Solo Raya juga sudah pernah menjalani studi kelayakan di tahun 2021 oleh Poltekpar Bali.
Pada intinya, Faisal menegaskan, progres-progres terkait studi kelayakan, rencana strategi, statuta, struktur organisasi, kebijakan akademik termasuk penjaminan mutu dan aset ini rata-rata sudah mencapai 60% hingga 70%.
“Jadi, targetnya pada November 2023 sudah selesai, termasuk proses bimbingan teknis dan validasi yang dilakukan oleh asesor dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek. Kita mengharapkan juga nanti pada Desember 2023 semuanya sudah bisa kita submit,” kata Faisal.
Kemudian, proses selanjutnya terkait percepatan dari sisi legalitas untuk bisa mengeluarkan rekomendasi dari Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek.
“Sebelum itu, nanti kita proses juga rekomendasi SOTK di KemenPANRB dan selanjutnya akan dibuatkan Kepmen yang terkait dengan pembentukan Politeknik sebagai satuan kerja mandiri di lingkungan Kemenparekraf,” tuturnya.
Turut mendampingi Menparekraf, Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani, Direktur Poltekpar Bali Ida Bagus Putu Puja, Direktur Poltekpar NHI Bandung Andar Danova L. Goeltom, dan Direktur Poltekpar Makassar Herry Rachmat Widjaja. BIG