advertisements
advertisements
Internasional

Kerja Sama Indonesia – Jepang Wujudkan Transportasi Publik yang Inklusif

×

Kerja Sama Indonesia – Jepang Wujudkan Transportasi Publik yang Inklusif

Sebarkan artikel ini
Kerja sama Indonesia dan Jepang dilakukan melalui kegiatan evaluasi lapangan terhadap pelayanan transportasi publik bagi penyandang disabilitas dan lansia di Indonesia, yang dilakukan di Stasiun MRT ASEAN dan Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia. (dok. kemenhub)

Melalui kerangka kerja sama ASEAN – Jepang, Pemerintah Indonesia menggandeng Pemerintah Jepang dalam rangka mewujudkan pelayanan transportasi publik yang inklusif bagi seluruh kalangan masyarakat.

Kerja sama dilakukan melalui kegiatan evaluasi lapangan terhadap pelayanan transportasi publik bagi penyandang disabilitas dan lansia di Indonesia, yang dilakukan di Stasiun MRT ASEAN dan Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Selasa (16/1/2024).

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (PPTB) bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN menjadi fasilitator kegiatan evaluasi yang melibatkan para ahli dari Jepang.

Adapun Tim Evaluasi terdiri dari perwakilan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang, serta para ahli dan konsultan asal Jepang.

Kepala PPTB Tri Cahyadi menyatakan, Kemenhub bersama dengan operator transportasi berkomitmen menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang adaptif dan empati, kepada pengguna jasa kelompok rentan yang terdiri dari: penyandang disabilitas, ibu hamil, lansia dan anak-anak.

“Kami menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Jepang yang telah melakukan evaluasi kepada kami. Evaluasi ini dapat memperkaya pengetahuan kami dalam upaya menciptakan pelayanan transportasi yang inklusif,” ujarnya.

Tri Cahyadi mengungkapkan, sejumlah upaya nyata telah dilakukan dalam rangka mewujudkan transportasi yang ramah bagi kelompok rentan, di antaranya melalui penetapan regulasi yang menjadi pedoman dalam perencanaan dan penyediaan sarana dan prasarana transportasi.

Lainnya adalah melalui penyediaan sejumlah fasilitas seperti toilet khusus, guiding block, penggunaan ramp/bidang miring, ruang laktasi, area bermain anak, loket khusus, penyediaan kursi roda, tempat parkir khusus, dan fasilitas lainnya.

“Kami juga telah memberikan pelatihan rutin kepada petugas pelayanan transportasi publik agar lebih responsif, empati dan sensitif terhadap kelompok rentan,” tuturnya.

Stasiun MRT Jakarta menjadi lokus penilaian, karena menjadi salah satu prasarana transportasi yang dianggap cukup lengkap dalam penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi disabilitas dan lansia.

Sejumlah fasilitas bagi penyandang disabilitas telah tersedia di stasiun MRT, seperti blok taktil untuk memandu tunanetra, lift prioritas, pintu penumpang yang lebar, dan toilet khusus pengguna kursi roda.

Fasilitas lain juga telah mengakomodasi semua kalangan, di antaranya penempatan rambu dengan mempertimbangkan jarak dan sudut pandang yang nyaman bagi pengguna kursi roda, mesin tiket yang dapat dijangkau pengguna kursi roda, serta papan informasi dengan huruf braille.

Nantinya, tim ahli dari Jepang akan memberikan umpan balik terhadap evaluasi yang telah dilakukan.

Program ini merupakan wujud komitmen negara-negara di ASEAN untuk terus meningkatkan aksesibilitas transportasi publik bagi penyandang disabilitas dan lansia.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Direktur Operasi PT MRT Jakarta Mega Tarigan, Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transjakarta M. Indrayana, dan perwakilan dari sekretariat ASEAN. BIG

Facebook Comments Box