Pemerintah Kota (Pemkot) Payakumbuh, Provinsi Sumatra Barat memastikan hingga saat ini ketersediaan beras di daerah tersebut masih aman.
“Alhamdulillah, ketersediaan beras di pasar itu masih aman. Meskipun harga beras memang agak naik namun itu terjadi di seluruh Indonesia tidak hanya di Payakumbuh,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Payakumbuh Edvidel Arda di Payakumbuh.
Dia menjelakan, ketersediaan beras ini juga terbantu dengan adanya bantuan beras dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk Kota Payakumbuh.
“Kita mendapatkan bantuan beras dari Bapanas sebesar 67,210 ton setiap bulan untuk bulan September, Oktober dan November yang diserahkan di beberapa kelurahan,” ujarnya.
Meski terbilang aman, kata dia, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Bulog terkait ketersediaan beras, sehingga ketika ada permasalahan langsung dapat dikomunikasikan.
“Jika ada permasalahan nanti langsung kita komunikasikan dengan bulog karena bulog juga memiliki beras SPHP yang dapat dibeli,” jelasnya.
Sebelumnya, Pj Wali Kota Payakumbuh Jasman juga telah meninjau pasar tradisional ibuh untuk meninjau ketersediaan beras dan memastikan tidak adanya beras sintetis atau plastik.
Terkait dengan beras sintetis, meskipun hingga saat ini tidak ada beras sintetis yang ada di Kota Payakumbuh pihaknya akan terus melakukan pemantauan ke lapangan untuk memastikan beras yang beredar aman bagi masyarakat.
“Sebelumnya kan ada info kalau ada beras sintetis di Bukittinggi ternyata itu tidak benar setelah dilakukan pengecekan. Namun, kita akan tetap lakukan pengecekan, kalau ada yang mencurigakan akan langsung kita lakukan pengecekan di laboratorium,” tuturnya.
Penjabat (Pj) Wako Payakumbuh Jasman mengimbau masyarakat agar tidak khawatir mengonsumsi beras yang beredar di pasaran karena tidak ada beras sintetis yang beredar di Kota Payakumbuh.
“Alhamdulillah, di Payakumbuh tidak ada beredar beras sintetis. Seminggu yang lalu kita sudah keliling di Pasar Tradisional Ibuh dan hasilnya tidak kita temukan adanya beras sintetis dijual pedagang kita,” jelasnya.
Sebagai langkah awal untuk membedakan beras asli atau palsu, menurut Bapanas, dapat dilakukan beberapa langkah seperti uji hancur Beras yang diuji dihancurkan dengan menggunakan benda keras yang membuat beras tersebut mendapat gaya benturan yang kuat.
Apabila beras mudah dihancurkan, berarti beras tersebut asli, tapi apabila beras sulit dihancurkan beras tersebut dapat terindikasi palsu.
Selanjutnya, uji leleh Beras diuji dengan dibakar hingga suhu tertentu. Apabila beras meleleh ketika dibakar, berarti beras tersebut palsu. Namun, apabila beras tersebut tidak meleleh dan langsung terbakar, hal itu mengindikasikan beras tersebut asli.
Terakhir uji terapung Beras dituang ke dalam air. Apabila beras yang diuji tersebut terapung beras tersebut palsu, namun apabila beras tersebut tenggelam, hal itu berarti beras tersebut asli.
“Kita minta OPD terkait untuk melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat sehingga mampu dengan bijak menyikapi isu-isu yang tidak benar yang dapat menimbulkan keresahan dan kerugian bagi masyarakat,” ungkapnya. BIG