Ketika itu di tahun 2019, usianya baru menginjak 29 tahun. Namun di usia muda tersebut dia sudah dipercaya menjadi Ketua DPRD Sibolga, Sumatra Utara. Itulah berkah yang diperoleh Ahmad Syukri Nazri Penarik.
Sekretatis NasDem Kota Sibolga tersebut sama sekali tidak menyangka bisa menggapai karier setinggi itu.
“Nggak menyangka sebenarnya, dapat pencapaian seperti ini. Ya tentunya bangga, di usia muda seperti ini bisa duduk sebagai Ketua DPRD Sibolga,”ujar Ahmad Syukri Nazri Penarik ketika itu.
Menurut Syukri, awal mula dirinya terjun ke dunia politik hingga sukses menjadi anggota dewan dan akhirnya menjadi Ketua DPRD tidak terlepas dari peran serta Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad Sibarani.
Setelah menamatkan kuliah dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Syukri yang lahir di Sibolga, 1 Oktober 1990 itu, berkesempatan bergabung dengan tim Badar (Bakhtiar-Darwin) saat Pilkada Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2017. Sebelum Bakhtiar dilantik sebagai Bupati, Syukri sudah dipercaya menjadi ajudan hingga tahun 2018.
Kendati cuma ajudan, Syukri mengaku mendapatkan kebebasan memilih jalan hidup, termasuk mendapatkan dorongan agar maju di Pemilu Legislatif 2019.
“Walau saya ajudan, Pak Bupati adalah sosok yang mendukung penuh saya untuk berkiprah menjadi politisi, andil beliau sangat besar,” katanya.
Rencana menjadikan Syukri sebagai anggota dewan berawal dari pertemuan Bupati Bakhtiar dengan politisi PKS, Ihsan Qolby yang datang berkunjung ke Kota Sibolga waktu itu.
“Saat itulah saya ditanya Pak Bupati, bersedia nggak jadi calon dewan? Tidak perlu memikirkan apapun, tinggal minta doa restu dari orangtua saja,” ucap Syukri menirukan perkataan Bupati Bakhtiar.
Ternyata upaya dan perjuangan Bupati Bakhtiar membuahkan hasil manis. Tepatnya tanggal 27 Agustus 2019, Syukri bersama 19 orang anggota Dewan Sibolga dilantik. Lalu pada tanggal 28 Oktober 2019, Syukri dilantik sebagai Ketua DPRD Kota Sibolga periode 2019-2024, menggantikan Tonny Agustinus Lumbantobing.
Dengan jabatan sebagai Ketua DPRD Kota Sibolga, maka fasilitas jabatan pun diberikan negara kepadanya, termasuk ajudan, sopir dan juga staf di kantor Dewan. Bagi Syukri, ini terasa aneh, tapi nyata.
“Dulu saya jadi ajudan, sekarang saya malah punya ajudan. Dulu saya melayani, sekarang dilayani. Kalau dulu saya membukakan pintu (mobil), kini malah dibukakan pintu,” ujarnya. BIG