Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mendampingi Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Ciledug Al-Musaddadiyah, Kecamatan Tarogong Kidul, baru – baru ini.
Dia menyampaikan bahwa kondisi pendidikan di Kabupaten Garut yang masih menghadapi berbagai tantangan.
Dia menjelaskan, Kabupaten Garut berpenduduk sekitar 2,8 juta jiwa dengan luas wilayah 3.100 kilometer persegi.
“Orang Garut rata – rata sekolahnya baru 7 tahun sampai dengan 8 tahun, jadi rata – rata orang Garut pendidikannya baru beres kelas 2 SMA,” ujarnya.
Syakur menambahkan, IPM sektor pendidikan di Garut baru mencapai 69%, karena rendahnya rata – rata lama sekolah dan harapan lama sekolah.
Menurutnya, peningkatan kualitas pendidikan akan mendorong peningkatan sektor kesehatan dan ekonomi.
Bupati juga menyoroti keterbatasan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan akreditasi lembaga pendidikan yang belum merata.
“Akreditasi inilah merupakan ukuran kualitas dari sekolah. Kalau sekolah belum terakreditasi, biasanya penjaminan mutunya belum jalan dan prosesnya belum sangat baik,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, meskipun Angka Partisipasi Sekolah (APS) jenjang SD dan SMP tinggi, Angka Partisipasi Murni (APM) SD justru menurun menjadi 81%.
Hal ini menandakan banyak siswa bersekolah tidak sesuai kelompok usia.
Syakur optimistis akan terus mendorong pendekatan formal untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Garut.
Dia juga memotivasi siswa untuk belajar dengan sungguh – sungguh agar menjadi generasi unggul dan berdaya saing.
Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan MPLS dan menyatakan kebahagiaannya dapat bertemu dengan siswa SMA Ciledug Al-Musaddadiyah.
“Saya mengucapkan selamat karena adik – adik sudah diterima di sekolah yang bisa dikategorikan baik,” ungkapnya.
Dia menekankan pentingnya rasa syukur atas kesempatan mengenyam pendidikan formal dan meminta agar sekolah menjadi rumah kedua yang nyaman, aman, damai, serta ramah.
Wamendikdasmen juga berpesan kepada guru untuk memperlakukan siswa layaknya anak sendiri dan menekankan pentingnya menjauhi kekerasan, serta bullying di lingkungan sekolah maupun rumah.
“Ilmu penting, pintar juga penting, tapi yang tidak kalah penting adalah persoalan akhlak dan karakter,” ujarnya.
Fajar berharap siswa memiliki kejujuran, kedisiplinan, kemandirian dan rasa tanggung jawab dalam kehidupan. BIG