Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Dirjen Hubud Kemenhub) Lukman F. Laisa mendampingi kunjungan kerja Komisi V DPR yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi V Ridwan Bae ke Bandara Rahadi Oesman di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat pada Sabtu (21/6/2025).
“Kunjungan ini dilakukan dalam rangka peninjauan infrastruktur dan transportasi udara dalam mendukung konektivitas udara di wilayah Kalimantan Barat,” ujar Lukman.
Bandara Rahadi Oesman memiliki jam operasional dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, dengan panjang landasan pacu (runway) 1.400 meter dan luas terminal saat ini mencapai 1.800 m², sehingga dapat memuat sekitar 400.000 penumpang per tahun.
Saat ini, Bandara Rahadi Oesman melayani rute penerbangan Ketapang – Pontianak (pergi pulang/pp) yang dioperasikan oleh maskapai Wings Air dengan frekuensi 28 kali per minggu menggunakan pesawat ATR 72-600.
“Kehadiran kami bersama pimpinan dan anggota Komisi V DPR adalah untuk memastikan infrastruktur udara di Ketapang mampu menjawab kebutuhan konektivitas wilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” jelas Dirjen Lukman.
Sejak tahun 2024, Bandara Rahadi Oesman telah menjalani renovasi terminal sebagai bagian dari upaya peningkatan layanan.
“Pembangunan fisik terminal saat ini telah selesai, tetapi masih dibutuhkan proses finishing atau lanjutan renovasi untuk interior, fasilitas electrical mekanikal, pendingin udara, CCTV dan pelengkapan sarana,” tutur Lukman.
Selain itu, prasarana pendukung lain guna memenuhi standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan, sedangkan target pengoperasian penuh diharapkan dapat tercapai pada akhir tahun 2025.
Namun demikian, bandara masih menghadapi kendala kesiapan lahan untuk pengembangan fasilitas sisi udara dan sisi darat, yang meliputi perluasan apron, penambahan area parkir, pembangunan gedung perkantoran, dan relokasi fasilitas meteorologi.
“Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang agar pembebasan lahan dapat dilakukan secara bertahap sesuai rencana induk bandara,” ungkapnya.
Selain itu, terdapat hambatan (obstacle) di ujung runway 17 dan 35, seperti rumah penduduk, pohon dan tiang listrik, yang menghalangi pemanfaatan tambahan runway sepanjang 185 meter.
Menurut Dirjen Lukman, upaya penghilangan obstacle ini juga sedang dikoordinasikan dengan pemerintah daerah setempat.
“Kami berharap pemerintah daerah terus mendukung penuh pembebasan lahan dan penanganan obstacle agar pengembangan bandara dapat berjalan optimal. Hal ini penting demi menjaga keselamatan, keamanan serta kelancaran operasional penerbangan,” katanya.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kemenhub terus berkomitmen melakukan evaluasi teknis dan operasional secara berkala serta bersinergi dengan seluruh pihak, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk memastikan pelayanan transportasi udara yang selamat, aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat Ketapang dan sekitarnya.
Turut hadir mendampingi kunjungan tersebut, Anggota Komisi V DPR Yuliansyah dan Syarie Abdullah Alkadrie, serta Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Roy Rizali Anwar. BIG