advertisements
advertisements
Hukum

Langkah Antisipasi Kecelakaan Bus Berulang Disiapkan Kemenhub

×

Langkah Antisipasi Kecelakaan Bus Berulang Disiapkan Kemenhub

Sebarkan artikel ini
Bus Trans Putera Fajar di Ciater Subang Jawa Barat yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok hingga kecelakaan. (dok. kemenhub)

Sehubungan dengan masih banyaknya kecelakaan pada angkutan umum terutama bus, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah menyiapkan langkah-langkah yang lebih signifikan dalam mengantisipasi agar tidak terjadi kecelakaan bus berulang.

Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pada Rapat Pimpinan yang diselenggarakan Senin (13/5) sore secara virtual.

“Perlunya kolaborasi dari Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah, Balai Pengelola Transportasi Darat di daerah, dan juga setiap Dinas Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota,” ujarnya.

Setiap data Perusahaan Otobus (PO) di pemerintah pusat dikolaborasikan dengan pemerintah daerah dan dilakukan pengecekan kondisi di lapangan agar tidak terjadi ketidaksesuaian.

“Persyaratan teknis kendaraan sudah menjadi keharusan untuk dipenuhi semua PO bus,” tegasnya.

Lebih lanjut Menhub menuturkan, setiap armada bus harus rutin dilakukan rampcheck dan harapannya sopir yang mengemudikan kendaraannya memiliki reputasi yang baik.

Ke depan, lanjutnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta pihak kepolisian agar melakukan penegakkan hukum kepada PO bus yang memiliki pool atau tempat berkumpul sendiri-sendiri.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Hendro Sugiatno memaparkan beberapa langkah strategis dalam mengantisipasi kecelakaan bus yang berulang, seperti merancang peraturan jual beli bus.

“Jika dilihat dari status Bus Trans Putera Fajar, bus tersebut sudah lima kali terjadi perpindahan kepemilikan hingga adanya modifikasi pada body bus. Kedepan, kami akan merancang aturan tentang jual beli armada bus agar terdata dan terkontrol, sehingga alurnya akan jelas,” jelasnya.

Kemudian, dia menambahkan, pihaknya meminta agar Dinas Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota untuk membenahi database kendaraan-kendaraan bus agar dapat lebih mengawasi armada yang uji KIR masih aktif dan sudah mati.

Petugas uji KIR diharapkan bisa mengingatkan pemilik bus yang tidak melakukan perpanjangan uji KIR.

Selain itu, Hendro juga meminta kepada pihak kepolisian untuk melakukan law enforcement bagi bus yang tidak sesuai persyaratan teknis laik jalan, tidak hanya kepada sopir melainkan juga pengusaha atau pemilik kendaraan agar menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk mengedepankan aspek keselamatan dan keamanan.

“Seperti halnya saat momen libur panjang, perlu dilakukan cek bus-bus pariwisata di lokasi-lokasi wisata bekerja sama dengan seluruh stakeholders, termasuk dengan perpanjangan tangan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di daerah. Apabila ada bus yang ilegal bisa langsung dilaporkan kepada yang berwenang,” tuturnya.

Tidak kalah penting, Ditjen Perhubungan Darat dalam hal ini akan mengumumkan PO bus yang berizin dan laik jalan secara berkala.

Namun, diaa berharap masyarakat atau pengguna jasa ikut berperan serta dalam mengecek kelaikan jalan setiap armada bus yang akan digunakan melalui aplikasi Mitra Darat atau spionam.dephub.go.id. “Tentunya hal ini dilakukan demi menjaga keselamatan bersama.” BIG

Facebook Comments Box