Badan Pusat Statistik Sumatra Barat (BPS Sumbar) mencatat neraca perdagangan di provinsi setempat surplus dan mengalami peningkatan sepanjang tahun 2024.
“Pada 2024 surplus neraca perdagangan ini selalu terjadi meskipun sedikit melambat jika dibandingkan dengan 2023,” kata Kepala BPS Provinsi Sumbar Sugeng Arianto di Padang.
Pada periode tahun 2024, BPS Provinsi Sumbar mencatat tiga komoditas unggulan yang memberikan kontribusi besar terhadap neraca perdagangan. Ketiganya ialah minyak kelapa sawit, karet dan gambir.
“Jadi, pada 2024 itu BPS mencatat neraca perdagangan Sumbar surplus US$1,71 miliar atau melambat 13,76% dari tahun 2023,” ungkapnya.
Pada tahun yang sama BPS juga mencatat daya beli masyarakat tetap terjaga dengan baik, sehingga berdampak pada aktivitas ekonomi yang tumbuh positif.
Di sektor pertanian, komoditas hortikultura, khususnya pada Triwulan IV/2024 meningkat dibandingkan dengan Triwulan III/2023.
Hal yang sama juga terjadi pada subsektor kehutanan dimana produksi akasia di atas 10% pada Triwulan IV/2024.
Berikutnya peningkatan produksi industri karet dan plastik juga tumbuh positif, yakni di atas 10%.
Selain itu, mobilitas dan pariwisata juga semakin membaik yang ditandai dengan peningkatan volume penumpang yang diangkut melalui jalur darat, termasuk pula penumpang dan barang menggunakan pesawat terbang yang meningkat 0,52% secara year on year.
“BPS mencatat aktivitas kunjungan pariwisata dan objek wisata berbayar di Ranah Minang meningkat jika dibandingkan Triwulan IV/2023,” katanya.
Terpisah, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Mohamad Abdul Majid Ikram memperkirakan ekonomi di Ranah Minang tumbuh antara 4,4% hingga 5,2% pada tahun 2025 atau naik dari tahun 2024 sebesar 4% hingga 4,8%.
Majid optimistis target pertumbuhan 5,2% tersebut dapat terealisasi yang didorong oleh beberapa faktor di antaranya kebijakan penurunan suku bunga beberapa waktu lalu. BIG