JATENG MagzRegional

Nilai Tukar Petani Jawa Tengah September 2025 Tertinggi se-Pulau Jawa

×

Nilai Tukar Petani Jawa Tengah September 2025 Tertinggi se-Pulau Jawa

Sebarkan artikel ini
Panen raya padi di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. (dok. jatengprov.go.id)

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menyebut Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah pada September 2025 tertinggi di Pulau Jawa. Enam provinsi di Pulau Jawa secara keseluruhan mengalami kenaikan.

Alhamdulilah, NTP Jawa Tengah bulan September 2025 ini merupakan NTP yang tertinggi di Pulau Jawa,” kata Statistisi Ahli Utama selaku Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah Endang Tri Wahyuningsih dalam rilis BPS.

Dia menambahkan, dari data BPS, NTP Jawa Tengah mencapai 116,84 poin atau naik 0,42%, NTP Jawa Barat 116,12 poin (naik 0,44%) dan NTP Jawa Timur 115,05 (naik 0,59%).

Selanjutnya, NTP Banten 111,60 (naik 0,16%), NTP Daerah Istimewa Yogyakarta 110,58 (naik 1,43%) dan Daerah Khusus Jakarta 107,06 (naik 0,56%).

“Meskipun memang masih lebih rendah dibanding NTP nasional capai 124,36. Tapi di Pulau Jawa, Jawa Tengah mencapai NTP tertinggi untuk September 2025,” ujarnya.

Menurut Endang, untuk perkembangan NTP Jawa Tengah pada September 2025 secara m-to-m 116,84 poin atau mengalami kenaikan.

“NTP naik 0,42% dibandingkan Agustus 2025. NTP ini adalah Indeks Harga Diterima Petani (lt) dibandingkan dengan Indeks Harga Dibayar Petani (Ib),” ungkapnya.

Jadi, lanjut Endang, harusnya Indeks Harga yang Diterima Petani jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dengan Indeks Harga Dibayar Petani.

Dia menuturkan, pada Agustus 2025, provinsi yang dipimpin Gubernur Ahmad Luthfi ini mencatat total nilai ekspor mencapai US$1.093,49 juta atau mengalami peningkatan sebesar 3,09 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan ekspor pada Agustus 2025, andil utamanya disumbang oleh sektor industri pengolahan yang meningkat sebesar 9,84%.

“Jika dilihat menurut sektor, industri pengolahan naik 9,84%, pertambangan dan lainnya naik 25,90%. Sebaliknya untuk pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 43, 65%,” ungkapnya.

Selanjutnya, jika dilihat menurut negara dan tujuan utama ekspor nonmigas Jawa Tengah, Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama yaitu mencapai 47,94% atau US$3.810,05 juta, menyusul Jepang, Tiongkok, Belanda, Korea Selatan, dan negara lainnya.

Adapun kinerja ekspor komoditas nonmigas unggulan Jawa Tengah, katanya, pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) turun jadi 11,93% dengan perannya terhadap total ekspor nonmigas dari Januari – Agustus 2025 mencapai 16,21%.

Mengenai pakaian dan aksesorisnya (rajutan) naik 5,45% dan alas kaki naik 9,22%.

Endang menuturkan, nilai impor Jawa Tengah pada Agustus 2025 mengalami peningkatan sebesar 26,19% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Andil utama peningkatan nilai impor tersebut disumbang oleh meningkatnya bahan baku/penolong sebesar 29,74%.

“Total nilai impor komulatif Jawa Tengah sepanjang Januari-Agustus 2025, mengalami penurunan sebesar 6,78% atau US$9.393,66 juta,” ujarnya. BIG

Facebook Comments Box