Infrastruktur

Pemkot Bandung Naikkan Anggaran Jadi Rp440 Miliar untuk Tingkatkan Kualitas Jalan

×

Pemkot Bandung Naikkan Anggaran Jadi Rp440 Miliar untuk Tingkatkan Kualitas Jalan

Sebarkan artikel ini
Perbaikan kualitas jalan di Kota Bandung. (dok. jabarprov.go.id)

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama DPRD terus menunjukkan komitmen kuat untuk menghadirkan kualitas jalan yang tak hanya baik di pusat kota, tapi juga menjangkau wilayah pinggiran.

Tahun ini, alokasi anggaran peningkatan jalan mencapai sekitar Rp440 miliar, naik dari tahun sebelumnya.

Hal ini terungkap saat Parlemen Talks yang juga menghadirkan Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung Yoel Yosaphat dan Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi.

Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung Yoel Yosaphat menyoroti kondisi jalan di Bandung yang masih belum merata kualitasnya.

“Ada yang bagus – bagus, enak dilalui, tapi ada juga yang bergelombang, kapalan, bahkan bisa membahayakan pengendara,” ujarnya.

Menurut Yoel, persepsi publik tentang Bandung sebagai kota yang indah tidak boleh hanya terbatas pada wilayah, seperti Dago dan Asia Afrika.

“Kita harus pastikan seluruh jalan di Bandung memiliki kualitas yang setara,” tegasnya.

Menurut Yoel, masalah jalan tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah saja melainkan sinergi semua pihak dan perlu sinergi antara Pemkot, DPRD, serta juga masyarakat.

Sementara itu, Kepala DSDABM Kota Bandung Didi Ruswandi mengakui masih banyak jalan yang belum masuk kategori Mantap, yang sebagian besar disebabkan oleh keterbatasan anggaran.

“Kalau mau jalan mantap, anggarannya juga harus memenuhi kebutuhan minimal. Namun, tren anggaran sempat menurun,” ungkapnya.

Didi mencatat, tujuh tahun lalu, anggaran peningkatan jalan sempat menyentuh angka Rp970 miliar, tetapi sempat turun hingga Rp220 miliar dan tahun ini, alokasi anggaran naik dari tahun sebelumnya.

Selain jalan, Didi juga menyampaikan terkait kondisi kirmir (struktur penahan tanah di tepi saluran air) yang banyak jebol akibat cuaca ekstrem.

“Curah hujan tinggi yang tidak menentu memperburuk kondisi, sementara di banyak titik, kirmir ditempati oleh warga karena keterbatasan lahan. Ini bisa menimbulkan bahaya baru,” jelasnya.

DSDABM mencatat, jumlah pengaduan dari masyarakat mengenai kerusakan jalan telah menurun signifikan sejak dibukanya hotline pengaduan.

“Hari pertama bisa sampai 400 pengaduan, sekarang tinggal 3 sampai 6 laporan per hari,” kata Didi.

Namun demikian, jenis pengaduan kini bergeser dari jalan berlubang ke jalan bergelombang, memerlukan peningkatan kualitas, seperti overlay atau pelapisan ulang.

Bagi masyarakat yang ingin melaporkan kerusakan jalan, saluran air atau infrastruktur sejenis, DSDABM telah menyediakan saluran pengaduan melalui hotline atau kontak pengaduan DSDABM maupun melalui aplikasi SIMKURING Kota Bandung. BIG

 

Facebook Comments Box
Tag:
Penulis: R. Fitriana