Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar terus berkomitmen dalam mencegah dan menangani kasus stunting di Kota Denpasar dengan menggelar rapat rencana aksi percepatan penurunan stunting yang dipimpin Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kadis Kesehatan Kota Denpasar A.A. Ayu Candrawati, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Denpasar IGA Sri Wetrawati, Perbekel/Lurah, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, serta stakeholder lainya.
Wakil Wali Kota Denpasar menjelaskan, Pemkot Denpasar melalui OPD dan seluruh stakeholder terkait terus menggencarkan upaya pencegahan stunting berkelanjutan, sebagai upaya mewujudkan Kota Denpasar bebas stunting.
“Sebelumnya dari data kegiatan intervensi serentak yang dilaksanakan diseluruh Desa/Kelurahan di Kota Denpasar terdapat 450 kasus stunting. Karenannya, berbagai upaya terus digalakkan, mulai dari optimalisasi peran posyandu hingga jemput bola dengan door to door di kediaman masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut Wawali Arya Wibawa yang juga selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Denpasar menjelaskan, penanganan stunting sebagai program nasional harus ditindaklanjuti secara serius, sebagai upaya mewujudkan Denpasar bebas stunting.
Komitmen yang kuat sangat penting dalam mengerahkan upaya penurunan stunting di Kota Denpasar dengan upaya intervensi yang konvergen.
Langkah tersebut meliputi intervensi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung.
Hal ini, berkaitan dengan balita yang mengalami stunting akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan, sehingga penangannya harus lebih fokus melalui pendekatan keluarga dengan menyasar remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita.
“Dalam pertemuan ini nantinya dapat melakukan perumusan pencegahan stunting dari tahapan pra nikah, menikah, hingga ketika sudah punya anak dan harus ditingkatkan akselerasi agar zero stunting, termasuk optimalisasi program posyandu, serta jemput bola pendataan dengan menyasar masyarakat dan kami mengajak semua pihak, baik OPD, perbekel/lurah, keluarga hingga masyarakat umum ikut andil untuk terus menggelorakan cegah stunting,” tuturnya.
Kepala DP3AP2KB Kota Denpasar IGA Sri Wetrawati menambahkan, dari hasil kegiatan intervensi serentak menyasar sebanyak 23.311 balita.
Dari kegiatan tersebut terdapat sebanyak 450 kasus stunting dengan persentase sebanyak 1,9%.
“Dari jumlah tersebut tercatat 273 kasus ber KTP Denpasar dan sebanyak 177 kasus Non ber KTP Denpasar. Kami juga menghimbau untuk masyarakat, khususnya para ibu-ibu yang memiliki balita, di Agustus mendatang agar membawa anaknya yang balita hadir ke posyandu terdekat karena ada bulan vitamin A,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, AA Ayu Candrawati mengatakan, beragam upaya telah dilaksanakan, dimulai dari pendataan sasaran Balita dan Ibu Hamil, Kick Off Posyandu Intervensi penanganan stunting.
Selain itu, dilakasanakan kegiatan sweeping dengan menyasar balita dan ibu hamil yang tidak hadir pada Posyandu serentak, serta pendampingan dari dokter spesialis dengan menyasar seluruh Puskesmas secara bertahap.
“Semoga dengan beragam upaya ini stunting di Kota Denpasar dapat ditangani dengan baik, dan kami mengajak masyarakat yang memiliki balita dan ibu hamil untuk aktif mengikuti kegiatan Posyandu sebagai upaya dini dalam mencegah stunting,” ujarnya. BIG