Sejak dahulu di Yogyakarta sudah menunjukkan moderasi antar umat beragama, terbukti dengan adanya segitiga kecil di Kotabaru, yakni kedekatan rumah ibadah di Kotabaru.
Wakil Gubernur Daeah istimewa Yogyakarta (DIY) KGPAA Paku Alam X menyampaikan hal demikian saat menerima rombongan Panitia Peringatan Hari Besar Kristiani di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan.
“Di sini juga sudah menunjukkan moderasi umat. Bayangkan, ada segitiga kecil di Kota Baru itu tiga komunitas (agama) yang berbeda. Depannya Masjid Syuhada, sampingnya HKBP, sampingnya lagi Gereja Katolik Kotabaru Antonius. Mereka dari zaman dulu fine-fine saja,” jelasnya.
Belum lagi yang di Prambanan, lanjutnya, karena Candi Prambanan Hindu tapi Candi Kalasan Budha.
“Tadi saya sampaikan jika ada berapa yang menyampaikan kok Ngarsa Dalem berdoa di gereja. Saya jawab kan doa bisa dimana saja, masalah diterima atau tidak bukan urusan kita yang penting kita berdoa,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Sri Paduka, sapaan akrab KGPAA Paku Alam X, menambahkan, pada kenyataannya gesekan pasti ada dalam setiap hal. Namun hal itu merupakan dinamika yang akan selalu mengikuti, sehingga permasalahan yang lebih besar seharusnya tidak perlu terjadi, sehingga semua tergantung penyelesaian dari masalah yang ada.
Sri Paduka juga berterima kasih kepada para panitia karena telah menunjukkan kekompakan. Hal ini terwujud dari unsur sipil bersama masyarakat yang bisa berkolaborasi bersama-sama dalam peribadatan hingga semua golongan bercampur menjadi satu tanpa perbedaan dan terlepas dari religiusitas.
“Saya ingin menunjukkan bahwa dari kepanitiaan ini mix karena di dalam kegiatan peribadatan itu semua sama jadi terlepas dari namanya religiusitas. Sepengetahuan saya jadi ketika kita bersilaturahmi itu bukan karena kita seiman sesuku. Jadi kalau saya tidak bersaudara satu iman dengan panjenengan tapi bersaudara dalam kemanusiaan terlepas dari religiusitas,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Panitia Peringatan Hari Besar Kristiani DIY Irjen. Pol. Suwondo Nainggolan menerangkan bahwa kunjungan Panitia Peringatan Hari Besar Keagamaan khususnya agama Kristen bersifat menyampaikan kepada Bapak Gubernur melalui Bapak Wagub terkait dengan kegiatan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan.
Ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, baik formal maupun informal dan ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan oleh panitia.
“Sesuai dengan surat keputusan dari Bapak Gubernur terkait dan kepanitiaan saya sebagai ketua umum. Izin menyampaikan bahwa selama berjalannya panitia ada beberapa kegiatan yang kami sudah lakukan dan kami akan lakukan,” katanya.
Suwondo menjelaskan untuk rencana kedepannya, panitia akan mengadakan sarasehan yang akan dilaksanakan di Lanud Adisucipto.
Bentuk dari acara ini berupa diskusi dan doa baru, seperti kegiatan sosial atau kunjungan sosial ke panti asuhan. Setelah itu, baru dilaksanakan perayaan kelahiran Tuhan Yesus di 2024 pada bulan Januari.
“Nah, setelah itu kami juga melakukan kegiatan untuk merencanakan kegiatan-kegiatan pra natal. Kegiatan pra Natal yang kita lakukan yaitu nanti ada kunjungan Panti Asuhan, TK Bopkri dan Santo Thomas, barulah kita merencanakan ke perayaan natal PPHBK untuk tahun 2023 tapi akan dilaksanakan di tahun 2024 seperti tahun lalu yang dilaksanakan Januari 2023,” ungkapnya.
Suwondo menambahkan, perayaan natal rencananya akan dilaksanakan sekitar tanggal 11 atau 12 Januari.
Pemilihan tanggal ini salah satunya adalah terkait kesiapan atau waktu yang tersedia dari Ngarsa Dalem dan Sri Paduka.
Waktu perayaan dipilih pada bulan Januari karena pada bulan Desember akan ada kepadatan pengamanan di tempat-tempat ibadah dan berkaitan malam tahun baru.
Pada tanggal tersebut, keamanan relatif terkendali walaupun bertepatan dengan pesta demokrasi yang sampai saat ini masih dinilai aman.
“Kami berharap nanti pada saat pelaksanaan itu juga kami akan mengundang Monsieur Rubiyatmoko yang kemarin memimpin misa di Ganjuran. Begitu ada beberapa hal yang telah kami sampaikan terkait kegiatan yang untuk diketahui oleh Gubernur dan Wagub tentunya, sehingga kegiatan kami minta restu dan arahan dari Pak Gub dan Pak Wagub,” ujarnya.
Menjawab hal tersebut, Sri Paduka memberikan apresiasi atas keberagaman kepanitiaan. Kemudian sangat mendukung dan memberikan pemahaman tentang kebhinekaan dan berharap kegiatan seperti ini dapat menambah solidaritas masyarakat khususnya masyarakat di Yogyakarta. BIG