Progres program beasiswa kuliah santri asal Jawa Tengah (Jateng) ke perguruan tinggi terus berjalan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Pemerintah Provinsi (pemprov) Jateng Gunawan Sudharsono mengatakan, beasiswa kuliah santri melalui program Pesantren Obah yang digagas pemerintahan Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin ini, tidak hanya ke perguruan tinggi luar negeri, tapi juga di dalam negeri.
“Setidaknya 40 kampus dalam negeri yang akan diajak bekerja sama dalam program tersebut. Itu perguruan tinggi nasional, baik negeri maupun swasta,” katanya.
Gunawan menjelaskan, Pemprov Jateng saat ini dalam posisi pembentukan tim Forum Lembaga Fasilitasi dan Sinergitas Pesantren dengan pembentukannya sudah dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur.
Selanjutnya, dia menambahkan, akan dilakukan rapat lanjutan dengan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) Provinsi Jateng. Sejumlah OPD terkait, di antaranya seperti Biro Kesra, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans).
Instansi vertikal yang terlibat, seperti Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jateng dan perguruan tinggi.
“Pertemuan lanjutan untuk membentuk kelompok kerja (pokja). Nanti membagi tupoksi pokja, sekaligus pembentukan sekretariat,” ujarnya.
Gunawan menambahkan bahwa masalah teknis yang akan dibahas, yakni menentukan persyaratan santri untuk mendapatkan akses beasiswa.
Dia meegaskan, jelaskan, untuk kerja sama dengan kampus di luar negeri yang sudah tahapan finalisasi, yakni di Kairo (Mesir), dan di Jerman. Untuk kampus di dalam negeri juga terus dikomunikasikan.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Wakil Gubernur (Wagub) Jateng Taj Yasin menargetkan, realisasi program beasiswa kuliah santri ke sejumlah kampus di luar negeri, akan dilakukan pada tahun 2026.
“Ternyata, APBD tahun ini sudah berjalan. Artinya kita tidak bisa langsung merealisasikan semuanya saat ini. Akan tetapi, untuk menuju ke sananya proses kita siapkan. Goal pada tahun kedua pemerintahan kami, nanti sudah bisa mengirim santri belajar ke luar negeri,” jelasnya.
Sosok yang akrab disapa Gus Yasin itu mengatakan, dalam proses seleksi santri nanti, bakal melibatkan santri alumni yang pernah mengenyam pendidikan di bangku kuliah kampus luar negeri.
“Ada alumni dari Mesir, Yaman, Jerman dan lainnya kita rangkul semuanya. Jadi bagaimana nanti Jawa Tengah bisa mengirim para santri untuk belajar di sana. Nah, ini yang saat ini sudah kita siapkan,” tuturnya.
Beberapa kampus yang dikerjasamakan dengan Pemprov Jateng, kata Taj Yasin, di antaranya berada di sejumlah negara di Timur Tengah, seperti Mesir, dan Yaman. Di Eropa seperti Jerman, lalu di Asia Timur, seperti di Tiongkok maupun Korea Selatan.
Dia menuturkan, setelah empat tahun santri menimba ilmu di kampus luar negeri, diharapkan akan kembali ke tanah air untuk membantu menguatkan pendidikan di pesantren khususnya.
“Setelah empat tahun nanti kita bisa mengetik hasilnya. Santri kita kembalikan ke pesantren – pesantrennya untuk mengajar,” tegasnya.
Ilmu yang telah dimiliki santri, lanjut Taj Yasin, harus diaplikasikan untuk mewarnai apa khasanah ilmiah yang ada di pesantren – pesantren.
“Hal ini sebagai bagian dari penguatan pondok pesantren, sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan,” tegasnya. BIG