Aktivitas penerbangan yang masih belum banyak di Bandara Dobo, di Kepulauan Aru, Maluku, di antaranya karena fasilitas landasan pacu (runway) masih sepanjang 1.400 meter x 30 meter, sehingga pesawat berbadan besar sekelas Boeing belum dapat mendarat.
Bandara ini memiliki rute penerbangan pergi-pulang (pp) hanya ke Bandara Pattimura di Ambon, Maluku dengan pergerakan (movement) penumpang dan pesawat ada empat kali dalam satu minggu, yakni pada Senin, Rabu, Jumat dan Minggu.
Kabandara Dobo Indriawan berharap fasilitas Bandara Dobo terus bertambah, demikian juga jadwal penerbangannya.
“Jadi, potensi destinasi wisata dan ekonomi dari daerah ini dapat bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat dengan kunjungan wisatawan dan para pebisnis,” katanya.
Sampai saat ini, keberadaan Bandara Dobo sangatlah strategis, karena jalur transportasi ke Dobo, di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku ke Bandara Pattimura Ambon akan memakan waktu relatif lama hampir tiga hari perjalanan jika menggunakan kapal laut.
“Jika memakai jalur transportasi laut, waktu tempuh cukup lama, sehingga tidak efisien, sehingga keberadaan Bandara Dobo sangatlah penting dan menggunakan pesawat menjadi pilihan yang tepat,” jelasnya.
Rute penerbangan dari dan ke Bandara Dobo sangat berpeluang untuk terus bertambah, apalagi peluang pengembangan wisata cukup besar.
Sebagai gugusan pulau-pulau, Kepulauan Aru memiliki pantai-pantai yang berpasir putih, apalagi ada lebih dari 180 pulau di wilayah kepulauan ini yang rata-rata luasnya lebih besar dari Pulau Bali.
Demikian dari sektor bisnis, karena wilayah ini berpotensi dengan produksi mutiara berkualitas tinggi.
Beberapa tempat penghasil mutiara di kepulauan ini di antaranya Pulau Toba, Pulau Wasir, Pulau Maerang dan juga Pulau Babi.
Mutiara dari pulau ini sudah terkenal secara mendunia, keindahan dan kualitasnya dinilai sangat bagus dan terbaik, sehingga kepulauan ini ibarat sebagai harta karun yang berada di Provinsi Maluku. BIG