Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong masyarakat Bangka Belitung untuk mengedepankan konsep keberlanjutan lingkungan dalam mengembangkan potensi pariwisata yang ada di wilayahnya.
Melalui program Ramah Iklim dan Aksi Hijau dalam Rangka Hari Pariwisata Dunia 2023 bertajuk Ekosistem Kepariwisataan dan Marine Safety di Sheraton Belitung Resort, Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, pengembangan pariwisata hijau berbasis keberlanjutan lingkungan merupakan salah satu langkah inovatif dalam mengembangkan pariwisata pascapandemi Covid-19.
Menurutnya, pengembangan pariwisata hijau berbasis keberlanjutan lingkungan ini dinilai tepat untuk mengembangkan potensi kekayaan alam dan budaya yang dimiliki oleh Provinsi Bangka Belitung.
“Untuk itu pengembangan pariwisata di Bangka Belitung harus menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan,” tegasnya.
Ni Wayan Giri berharap, kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, serta para pemangku kepentingan mengenai pentingnya pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Selain itu, kesadaran tersebut juga mengenai dampak perubahan iklim, serta mengedukasi wisatawan dan pelaku parekraf untuk turut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
“Juga diharapkan mampu merangsang investasi dalam teknologi hijau dan investasi yang ramah lingkungan serta mengedepankan tanggung jawab sosial dalam mendukung komunitas lokal untuk mengurangi jejak karbon, sehingga kita bisa memastikan bahwa pariwisata tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga manfaat sosial dan lingkungan bagi masyarakat setempat,” tuturnya.
Sementara itu, Staf Ahli Menparekraf Bidang Manajemen Krisis Fadjar Hutomo menambahkan, kegiatan ini selaras dengan tema yang diusung oleh hari pariwisata dunia 2023, yaitu Tourism & Green Investment, sehingga tema ini cocok diperingati di Belitung sebagai destinasi wisata yang mengusung pengembangan pariwisata berkelanjutan.
“Kita berharap ini bisa diimplementasikan, khususnya di Belitung. Karena Belitung mengusung tagline sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan, sehingga ini sangat cocok diterapkan di sini,” ujarnya.
Program ini terdiri dari dua sesi diskusi, dalam sesi diskusi pertama diusung tema ekosistem kepariwisataan dan pada sesi diskusi kedua terkait dengan tema pentingnya penerapan manajemen krisis wisata bahari.
Selain sesi diskusi, kegiatan ini juga diisi dengan kegiatan bersih-bersih pantai di Pantai Tanjung Kelayang disertai dengan penyerahan bantuan paddleboat dari Gladiator Paddleboards Indonesia kepada Kelompok Sadar Wisata Desa Wisata Keciput dan peninjauan destinasi wisata Bukit Peramun.
Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Belitung Sahani Saleh dan Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Widya Kemala Sari. BIG