Pencapaian penurunan stunting di Provinsi Jawa Barat (Jabar) mendapatkan apresiasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Sumiwi mengungkapkan, penurunan stunting di provinsi dengan penduduk terbanyak ini menyumbang presentase yang besar untuk Indonesia.
Untuk suatu provinsi yang jumlah penduduknya sangat besar, lanjutnya, pencapaian Jawa Barat bukan hal yang mudah. Penduduknya sampai 50 juta, (stunting) turun dari angka 24% ke angka 20% dalam satu tahun. Saya ucapkan selamat.
“Apa yang terjadi di Jabar itu akan terefleksikan dalam data nasional karena Jawa Barat menyumbang persentase yang besar untuk data nasional. Ini adalah provinsi yang terpenting untuk penurunan stunting,” tutur Maria.
Dia menjelaskan, pihaknya telah melakukan analisis data stunting di tahun 2021 dan 2022.
Hasilnya, terdapat potensi angka penambahan stunting baru, yakni stunting baru pertama balita usia 0 tahun hingga 1 tahun sebanyak 580.000 balita dan stunting baru kedua balita usia 1 tahun sampai dengan 2 tahun sebanyak 900.000 anak.
“Jadi, kita ada dua titik krusial dimana ada stunting-stunting baru, yaitu di usia 0 tahun sampai 1 tahun dan usia 1 tahun hingga 2 tahun. Kalau tidak bisa ditahan stunting barunya, maka kita akan sulit untuk menurunkan stunting,” tegasnya.
Maria menambahkan, fokus program dari Kemenkes dalam menekan angka stunting baru tersebut dilakukan melalui intervensi spesifik pada masa sebelum lahir dan sesudah lahir, mulai dari skrining anemia dan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri, pemeriksaan kehamilan, konsumsi TTD dan pemberian makanan tambahan energi pada ibu hamil.
Selain itu, dilakukan pemantauan pertumbuhan balita, ASI eksklusif, pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI), tata laksana balita dengan masalah gizi dan peningkatan imunisasi pada balita.
Intervensi spesifik tersebut, Maria menambahkan, telah disosialisasikan secara daring ke 34 dinas kesehatan tingkat provinsi, 514 dinas kesehatan tingkat kabupaten/kota dan dinas pemberdayaan masyarakat desa pada 16 Februari 2023.
Sosialisasi serupa juga dilakukan secara daring kepada 10.260 Puskesmas di seluruh Indonesia pada 1-17 Maret 2023. BIG