advertisements
advertisements
JATENG MagzRegional

Perkembangan Nilai Tukar Petani Jateng Masih Tertinggi se-Pulau Jawa

×

Perkembangan Nilai Tukar Petani Jateng Masih Tertinggi se-Pulau Jawa

Sebarkan artikel ini
Saat panen bawang merah di Kota Semarang. (dok. semarangkota.go.id)

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah pada Agustus 2024 mencatat terjadi perkembangan positif terhadap Nilai Tukar Petani (NTP) di Jawa Tengah, bahkan perkembangannya tertinggi se-Pulau Jawa.

Alhamdulillah, Pak Sekda (Sekda Jateng Sumarno), untuk perkembangan NTP Provinsi di Pulau Jawa, Agustus ini untuk NTP masih dipegang Jateng sebesar 113,80,” ujar Kepala BPS Provinsi Jateng Endang Tri Wahyuningsih didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng Sumarno.

Lalu, dia menambahkan, ada Jawa Barat di bawah kita 111,99, Jawa Timur 111,98, Banten, Daerah Khusus Jakarta, sama Daerah Istimewa Yogyakarta. “Kita alami kenaikan 0,31%.”

Menurut Endang, dibandingkan dengan NTP Juli 2024 yang tercatat 113,45, pada Agustus 2024 terjadi kenaikan 0,31% dan ada beberapa faktor kenaikan NTP.

“Kenaikan NTP disebabkan kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani (It) sebesar 0,14%, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,17%,” kata Endang.

Dia menjelaskan, komoditas penyumbang Indeks Harga yang Diterima Petani (It) adalah gabah, jagung, kentang, tebu, dan petai.

Komoditas penyumbang Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) adalah bawang merah, bibit bawang merah, jeruk, telur ayam ras, dan kacang panjang.

Endang menuturkan, pada Agustus 2024, BPS Provinsi mencatat Jateng mengalami deflasi -0,07% secara month to month (m-to-m).

Kondisi ini merupakan deflasi kelima pada 2024, setelah sebelumnya terjadi pada Januari, Mei, Juni, Juli, dan Agustus.

“Kalau kita lihat, penyumbang deflasi terbesar m-to-m Agustus 2024, masih dipegang kelompok makanan, minuman dan tembakau,” tuturnya.

Endang menyatakan, penyebab kelompok makanan, minuman memegang peranan utama penyebab deflasi, karena turunnya harga bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras.

Di Jateng, lanjutnya, terdapat sembilan kota inflasi dengan Kota Tegal mengalami inflasi y-on-y tertinggi 2,13 persen dibanding daerah lainnya, dan terendah adalah Wonosobo 1,28%.

Namun demikian, pada Agustus 2024 inflasi secara Year on Year (y-on-y) Provinsi Jawa Tengah terhadap Agustus 2023 sebesar 1,77%.

Sekda Jateng Sumarno bangga, karena NTP di Jateng masih tertinggi se-Pulau Jawa, karena memperlihatkan geliat petani, termasuk dalam hal ini Jateng sedang mengalami masa giling tebu.

Alhamdulillah, ini juga masanya giling tebu, karena di Jateng banyak pabrik gula, termasuk banyak petani tebu. Di Jateng juga banyak petani petai,” ungkapnya.

Terkait dengan inflasi, lanjut Sumarno, meski secara m-to-m Jateng mengalami deflasi, tapi secara y-on-y 1,77% itu masih dalam kontrol atau terkendali.

Namun, sekda berharap semua pihak ikut menjaga keseimbangan, agar inflasi tetap dalam batas yang ditetapkan atau dalam posisi yang terkendali.

“Secara y-on-y (1,77%) masih dalam ring yang sudah ditetapkan. Inflasi ini, dari sisi makanan disebabkan karena beras, gabah,” jelasnya. BIG

Facebook Comments Box