advertisements
advertisements
Transportasi

Rencana Strategis 2025-2029 Dibahas Ditjen Hubud

×

Rencana Strategis 2025-2029 Dibahas Ditjen Hubud

Sebarkan artikel ini
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas penyusunan Rencana Strategis (Renstra) periode Tahun 2025-2029 di Hotel Pullman Jakarta. (dok. hubudkemenhub)

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubud Kemenhub) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas penyusunan Rencana Strategis (Renstra) periode Tahun 2025-2029.

“Sebentar lagi kita akan memasuki periode Tahap Pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045.  Untuk itu kita perlu menyusun perencanaan strategis Ditjen Hubud untuk lima tahun ke depan,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Cecep Kurniawan pada saat membuka kegiatan FGD di Jakarta pada Kamis (16/5/2024).

Pelaksanaan FGD tersebut diadakan di Hotel Pullman, Jakarta Central Park pada 15-17 Mei 2024.

Cecep menyampaikan bahwa dalam rangka mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 Negara Nusantara Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan, maka Arah Pembangunan Nasional Tahap I Tahun 2025-2029 pada Penguatan Fondasi Transformasi dengan penekanan pada lima Agenda Pembangunan Nasional, yaitu Transformasi Sosial, Transformasi Ekonomi, Transformasi Tata Kelola, Supremasi Hukum, Stabilitas dan Kepemimpinan Indonesia, Ketahanan Sosial, Budaya, serta Ekologi.

Kemenhub menjadi bagian dalam sektor Tranformasi Ekonomi yang berperan penting dalam Penguatan Infrastruktur dan Konektivitas guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Penyusunan Renstra Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Tahun 2025-2029 ini nantinya merupakan penjabaran dari Renstra Kemenhub dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029 yang saat ini dengan dalam tahap penyusunan dan sinkronisasi terhadap target Indonesia Emas 2045.

“Kita ketahui bersama, setelah tiga tahun terdampak pandemi Covid-19, industri penerbangan dalam negeri terindikasi berangsur pulih,” jelasnya.

Untuk tahun 2023, recovery rate perkembangan pergerakan pesawat domestik (jumlah pergerakan pesawat dibandingkan dengan tahun 2019 untuk periode yang sama) sebesar 71%.

Recovery rate penumpang domestik sebesar 83%. Dari sisi kargo, recovery rate Kargo Domestik sebesar 79% dan tentu sangat diharapkan recovery rate penerbangan akan meningkat lagi di tahun berikutnya.

“Dalam lima tahun ke depan, berbagai macam perkembangan lingkungan strategis di bidang penerbangan menjadi tantangan dalam pembangunan nasional harus kita hadapi bersama-sama,” tutur Cecep.

Untuk itu, dia menambahkan, Regulator dan Operator harus bersama-sama bersinergi dalam memajukan dunia penerbangan.

Adapun beberapa isu-isu strategis ke depan yang akan dihadapi diantaranya adalah:

  1. Pengembangan konsep hub dan spoke.
  2. Evaluasi harga tiket pesawat udara.
  3. Pengembangan Seaplane/Waterbase.
  4. Peningkatan kinerja infrastruktur logistik (Pelayanan Kargo khususnya di wilayah timur).
  5. Isu terkait kapasitas dan ekspansi jumlah penumpang, konektivitas dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
  6. Program Jembatan Udara dan pelayanan keperintisan (khususnya di wilayah 3TP).
  7. Skema pembiayaan non APBN seperti KPBU (Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha).
  8. Perkembangan teknologi bidang penerbangan (drone, smart airport, cyber security.
  9. Perubahan lingkungan (climate change) dan lainnya.

Cecep menjelaskan bahwa arah dan kebijakan Ditjen Hubud lima tahun ke depan tentunya tetap dalam kerangka mewujudkan konektivitas, meningkatkan keselamatan, keamanan, kinerja layanan tranportasi udara, serta meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan  kualitas tranportasi udara yang ramah lingkungan.

Dalam penyusunan renstra ini, tidak hanya mengundang peserta dari seluruh Unit Kerja di Lingkungan Ditjen Hubud, tetapi sebelumnya pada Februari 2024 juga telah dilaksanakan FGD yang mengundang peserta dari stakeholder dan instansi terkait di luar lingkungan Ditjen Hubud.

Hadir sebagai narasumber dari Kementerian Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB), Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, serta Direktur Navigasi Penerbangan.

“FGD ini diharapkan menjadi wadah untuk kita menciptakan kolaborasi, sharing pandangan, menggali informasi dan masukan guna menentukan perencanaan strategis dan arah kebijakan Renstra Tahun 2025-2029,” tuturnya.

Peserta FGD di antaranya para Kepala Biro Perencanaan Kemenhub, Direktur Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan, para Kepala Unit Penyelenggara Bandara Udara di seluruh Indonesia, seluruh Kepala Kantor Otoritas Bandara Udara (Kaotban), dan Bagian Internal Kemenhub. BIG

Facebook Comments Box