Seni dan Budaya

Sebanyak 400 Perahu pada Sedekah Laut Tambaklorok Semarang

×

Sebanyak 400 Perahu pada Sedekah Laut Tambaklorok Semarang

Sebarkan artikel ini
Acara tradisi Sedekah Laut dan Bumi Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah. (dok. istimewa)

Pergelaran tradisi Sedekah Laut dan Bumi Tambaklorok, Semarang berlangsung meriah diikuti oleh lebih dari 400 perahu nelayan yang memadati perairan Tanjung Mas Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Rangkaian kegiatan Sedekah Laut Tambak Lorok dimulai sejak Sabtu (24/5/2025) dengan rangkaian acara berupa doa arwah jamak, hataman Al Quran, tirakatan dan istighatsah.

Puncak acara digelar pada Minggu (25/5/2025), berupa arak – arakan sesaji berupa kepala sapi dan hasil bumi yang kemudian dilarung ke tengah laut, serta ditutup dengan pagelaran wayang kulit dan pengajian akbar pada Senin (26/5/2025).

Suasana penuh khidmat dan semarak terasa di sepanjang pesisir saat nelayan dan warga berpartisipasi aktif dalam arak – arakan, diiringi tabuhan gamelan dan semangat gotong royong.

Tidak hanya masyarakat lokal, sejumlah wisatawan dari luar Semarang juga turut memadati kawasan Tanjung Mas untuk menyaksikan kekayaan tradisi budaya pesisir tersebut.

“Ini adalah bulan – bulan di mana seluruh warga Kota Semarang sedang mengucapkan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dan kepada alam semesta atas anugerah yang diberikan,” tutur Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti.

Dia menjelaskan, tradisi sedekah laut itu sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan hasil laut serta ikhtiar menjaga harmoni antara manusia dengan alam dan setiap warga memiliki cara masing – masing dalam mengekspresikan rasa syukur.

“Yang memiliki laut, melakukan sedekah laut, yang memiliki sawah atau usaha lainnya mengadakan wayangan, pengajian atau bentuk doa bersama sesuai tradisinya,” ungkapnya.

Bahkan, dia menambahkan, dalam dua hari terakhir, setidaknya tujuh titik di berbagai kecamatan, seperti Gajahmungkur, Banyumanik, Semarang Barat, Gayamsari, Genuk dan Semarang Utara turut menggelar kegiatan serupa sedekah bumi.

Menurut Agustina, kegiatan tersebut membuktikan bahwa Kota Semarang tetap lekat dengan akar budayanya, meskipun terus berkembang sebagai kota metropolitan.

“Melalui sedekah laut, kita akan mengerti keterkaitan antara manusia dan alam. Kita jaga ya, Bapak/Ibu, budaya ini,” tegasnya.

Dia menyampaikan harapan agar pelaksanaan tahun depan dapat lebih baik dengan dukungan yang lebih luas dari perusahaan – perusahaan sekitar dan pelibatan generasi muda.

Pemerintah Kota Semarang, lanjutnya, juga terus menunjukkan komitmen dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat pesisir.

“Kami memiliki keinginan untuk memperbaiki segala macam fasilitas di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Tambak Lorok sehingga aktivitas ekonominya akan menjadi meningkat,” ujar Wali Kota Agustina. BIG

Facebook Comments Box