Gubernur Banten Andra Soni menegaskan bahwa sungai harus menjadi warisan bersih untuk generasi mendatang.
Kawasan sekitar sungai bisa dikembangkan menjadi ruang edukasi lingkungan, konservasi dan bahkan potensi wisata air.
Hal ini disampaikan saat dirinya mengikuti Arung Kali Cibanten 2025 bersama Komunitas Peduli Sungai Banten, baru – baru ini.
Kegiatan pengarungan yang diikuti Gubernur bersama Wali Kota Serang Budi Rustandi, Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung Cidurian (BBWS C3), Kantor SAR Banten, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, serta berbagai komunitas dan relawan.
Arung sungai dimulai dari pintu kecil yang berada di Gedung Negara Provinsi Banten, Kota Serang dan berakhir di Jembatan Kidemang, Unyur, Kasemen.
Andra Soni menegaskan, komitmennya untuk mengembalikan kejayaan Sungai Cibanten akibat pendangkalan dan tumpukan sampah.
“Saya berterima kasih kepada para relawan dan masyarakat yang peduli terhadap Sungai Cibanten. Ini bukan sungai biasa. Ini sungai sejarah, jantung air Kota Serang. Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya,” tegasnya.
Dalam perjalanan menyusuri sungai, Andra Soni melihat sendiri sejumlah persoalan, yaitu pendangkalan, tumpukan sampah rumah tangga, bahkan sisa – sisa bangunan yang dibuang ke aliran sungai.
Dia mengungkapkan keprihatinan bahwa banyak masyarakat masih menganggap sungai sebagai tempat buangan.
“Kita harus ubah mindset. Sungai bukan tempat sampah. Pemerintah kota dan provinsi harus hadir menyediakan tempat pembuangan yang layak dan edukasi ke masyarakat harus digencarkan,” tuturnya.
Gubernur menyebutkan bahwa dari diskusi yang terjadi selama pengarungan, berbagai masalah sudah diinventarisasi mulai dari penyumbatan anak sungai, lokasi rawan banjir saat debit tinggi, hingga kebutuhan sistem pengelolaan sampah terpadu.
Menurunya, penanganan Sungai Cibanten tidak bisa berjalan sendiri – sendiri, karena perlunya kolaborasi antara BBWS C3, pemerintah provinsi, pemerintah kota, hingga struktur paling bawah di tingkat RT dan RW.
“Kita butuh pemahaman kolektif. Semuanya harus jalan bersama dan hasilnya harus tercermin dari keputusan tindak lanjut,” jelasnya.
Tindak lanjut dari kegiatan ini, lanjut Andra Soni, akan dimulai dengan aksi bersih – bersih Sungai Cibanten dalam waktu dekat.
Tidak hanya itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten juga mendorong agar kawasan sekitar sungai bisa dikembangkan menjadi ruang edukasi lingkungan, konservasi, bahkan potensi wisata air.
“Saya optimis. Semangat para relawan dan masyarakat hari ini luar biasa. Kita pelihara semangat ini. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan jika kita mau bergotong royong,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama Wali Kota Serang Budi Rustandi juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi Sungai Cibanten yang menjadi tempat pembuangan berbagai jenis sampah dan terhalang aliran air oleh pepohonan liar.
“Ini adalah sungai bersejarah. Kalau dibiarkan, potensi banjir akan semakin besar. Kita harus cinta kepada sungai kita. Kegiatan ini membuka mata kita tentang kondisi nyata sungai,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pokja Relawan Banten Lulu Jamaludin menegaskan bahwa kegiatan Arung Kali Cibanten merupakan inisiatif murni dari para relawan.
Dia menyambut baik keikutsertaan kepala daerah sebagai bentuk nyata dukungan terhadap pelestarian sungai.
“Kami ingin menjadikan Kali Cibanten sebagai kawasan wisata konservasi, lokasi pelatihan kebencanaan, dan basecamp relawan. Ini bukan sekadar kegiatan simbolis, tapi komitmen bersama,” tuturnya.
Sebagai tindak lanjut konkret, para relawan dan instansi terkait berkomitmen untuk menggelar aksi bersih – bersih sungai pada pekan depan.
“Kali Cibanten dapat dihidupkan kembali sebagai ikon wisata air, pusat latihan relawan siaga bencana dan ruang hidup yang bersih, serta aman bagi masyarakat sekitar,” jelas Lulu. BIG