advertisements
advertisements
Internasional

Tiga Negara Bahas Peningkatan Keselamatan Navigasi Pelayaran di Selat Malaka

×

Tiga Negara Bahas Peningkatan Keselamatan Navigasi Pelayaran di Selat Malaka

Sebarkan artikel ini
Saat pertemuan The 46th Tripartie Technical Experts Group (TTEG) yang diselenggarakan oleh Malacca Straits Council (MSC) pada 2 - 3 Agustus di Singapura. (dok. kemenhub)

Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) bersama dengan Pemerintah Singapura dan Malaysia menghadiri pertemuan The 46th Tripartie Technical Experts Group (TTEG) yang diselenggarakan oleh Malacca Straits Council (MSC) pada 2 – 3 Agustus di Singapura.

Pertemuan ini diselenggarakan untuk meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan maritim di Selat Malaka atau Straits of Malacca and Singapore (SOMS).

Pertemuan selama dua hari itu membahas beberapa agenda penting, termasuk pertukaran informasi mengenai kemajuan Mekanisme Kerjasama dan pelaporan perkembangannya.

Direktur Kenavigasian Capt. Budi Mantoro selaku Delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut menyampaokan bahwa Indonesia turut serta secara aktif membahas dan memfinalisasi beberapa inisiatif baru terkait pengembangan SOP keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan agenda lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut.

Indonesia memberikan beberapa masukan penting dalam finalisasi Proyek 14 yang merupakan inisiasi baru tentang Pengembangan SOP untuk Aids to Navigation Virtual di SOMS dan Proyek 15 tentang Pengembangan SOP untuk mengatasi insiden kontainer jatuh di SOMS.

“Kami juga telah membahas rencana revisi sistem rute kapal dan sistem pelaporan kapal, serta membahas lebih lanjut Proyek 13 yang diinisiasi oleh MSC dalam perpanjangan TTEG atau Bagian Dua Pertemuan ke-46 TTEG pada Januari/Februari 2024,” ungkapnya pada Jumat (4/8/2023).

Capt. Budi menjelaskan bahwa selama ini Selat Malaka atau SOMS berfungsi sebagai salah satu jalur pelayaran yang paling strategis dan penting di dunia. Volume lalu lintas yang besar, panjangnya jalur, dan karakteristik geografisnya telah menjadi tantangan yang tiada henti bagi tiga Negara Pesisir untuk memastikan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan di Selat tersebut.

“Mengakui hal tersebut, kami sangat menghargai apa yang disepakati oleh Indonesia, Malaysia, dan Singapura pada tahun 1977, yang mengarah pada pembentukan TTEG,” jelasnya.

Selama hampir lima dekade, tiga negara pesisir telah menjaga kemitraan yang sangat baik dalam hal-hal yang menyangkut Selat ini dan TTEG telah terbukti menjadi platform yang efektif untuk mengimplementasikan langkah-langkah koordinasi guna menjaga keselamatan, kebersihan dan keamanan pelayaran di Selat tersebut.

Dalam pertemuan ini juga dibahas terkait inisiatif  rencana untuk mengubah Sistem Pelaporan Kapal Wajib yang ada dan juga Sistem Rute Kapal di SOMS, serta menjajaki peningkatan pelayanan pemanduan di SOMS guna meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan laut di SOMS.

SOMS berfungsi sebagai salah satu jalur pelayaran yang paling strategis dan penting di dunia.

Volume lalu lintas yang besar, panjangnya jalur, dan karakteristik geografisnya telah menjadi tantangan yang tiada henti bagi tiga Negara Pantai untuk memastikan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan di Selat tersebut.

Capt. Budi menambahkan, komitmen yang dicapai dalam pertemuan ini tidak hanya ditujukan untuk tiga negara pantai, melainkan juga Organisasi Internasional, Negara Pengguna, dan para pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan di Selat Malaka.

“Kami ingin menegaskan kembali bahwa menjaga SOMS adalah tanggung jawab internasional dan tidak dapat hanya menjadi tanggung jawab Negara Pesisir saja, seperti yang ditetapkan oleh Pasal 43 UNCLOS,” tutur Capt. Budi.

Dia menyatakan apresiasi kepada Singapura selaku tuan rumah dan seluruh delegasi yang hadir dalam pertemuan tersebut.

“Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan tulus kami kepada Pemerintah Singapura, khususnya MPA Singapura, atas penyelenggaraan pertemuan ini,” ungkapnya.

Penghargaan yang sama juga disampaikan kepada para delegasi yang terhormat dari Malaysia, para pengamat dari IMO, Negara Pengguna, dan organisasi internasional yang terlibat dalam kerja sama di Selat Malaka, serta Selat Singapura (SOMS).

“Mari kita bersama-sama menjaga SOMS tetap terbuka, aman, dan bersih untuk perdagangan internasional,” tegas Capt. Budi.

Turut serta sebagai Delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut adalah Kasubdit Perambuan dan Perbengkelan, Kasubdit Perencanaan Teknis Kenavigasian, Atase Perhubungan di Malaysia, Atase Perhubungan di Singapura, perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Pelindo Jasa Maritim. BIG

Facebook Comments Box