advertisements
advertisements
JATENG MagzRegional

Tingkat Pengangguran Terbuka Jateng Turun Jadi 5,24%

×

Tingkat Pengangguran Terbuka Jateng Turun Jadi 5,24%

Sebarkan artikel ini
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng Ahmad Aziz. (dok. jatengprov.go.id)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Jawa Tengah (Jateng) yang semakin membaik berperngaruh terhadap penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

Pada Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2023 TPT turun jadi 5,24%, sebanyak 395.000 orang terserap di dunia kerja, sementara pengangguran berkurang 59.000 orang.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng Ahmad Aziz menilai positif akan hal tersebut dan survei itu selaras dengan kondisi riil di lapangan.

“Tiga tahun terakhir, jumlah pencari kerja dan mereka yang diterima bekerja semakin meningkat. Pada 2020 saat pandemi Covid-19 melanda jumlah pencari kerja mencapai 220.763 orang dan hanya 81.835 atau 37,07% yang diterima kerja,” ujarnya.

Pada tahun 2021, jumlah mereka yang diterima kerja meningkat jadi 50,63% atau 136.611 orang dari 269.810 pencari kerja.

Sementara pada tahun 2022, dari 322.041 pencari kerja, 70,52% atau 227.088 orang mendapatkan pekerjaan.

“TPT turun berarti positif, artinya tingkat penganggurannya semakin mengecil. Apalagi diiringi serapan tenaga kerja yang meningkat,” kata Aziz dalam situs jatengprov.go.id.

Dia menuturkan, jumlah TPT di Jateng semakin menurun dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 2020, TPT sebesar 6,48%, pada tahun 2021 sebesar 5,96%, dan tahun 2022 sebesar 5,57%.

Pada Februari 2023, dengan TPT 5,24%, jumlah penganggur sebanyak 1,10 juta orang, menurun 59.000 orang. Sementara sebanyak 19,96 juta orang bekerja, atau mengalami kenaikan 395.000 orang.

Aziz mengatakan, kondisi itu dipengaruhi beberapa hal, di antaranya ada beberapa perusahaan yang dulunya merumahkan karyawan saat pandemi, kembali mempekerjakan karyawannya.

Selain itu, ada beberapa pengembangan dan relokasi perusahaan dari luar provinsi ke Jawa Tengah.

“Ada beberapa kondisi yang memengaruhi, di antaranya infrastruktur, daya saing upah dan ketersediaan tenaga kerja, serta mudahnya perizinan berusaha,” ungkapnya.

Aziz menegaskan, selain mereka yang bekerja di sektor formal, banyak di antara warga Jateng yang menjadi pekerja informal.

Oleh karena itu, Disnakertrans Jateng bersama stakeholders lain terus berupaya mengawal mereka yang menjadi wirausahawan, di antaranya menyediakan pelatihan hingga peningkatan mutu produk dan keterampilan wirausahawan. BIG

 

 

Facebook Comments Box