Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo rencananya segera beroperasi pada Juni 2024.
Hal ini dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Herman Suryatman saat memantau langsung uji coba TPPAS Lulut Nambo, baru-baru ini.
Terkait hal tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Bogor Asmawa Tosepu meminta, sebagai tuan rumah agar kuota sampah yang masuk ke TPPAS Lulut Nambo dari Kabupaten Bogor ditambah.
Demi mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Galuga dan mengatasi persoalan pengelolaan sampah di Kabupaten Bogor.
Diketahui, TPPAS Lulut Nambo sedang melalui uji coba terakhir sebelum akhirnya mulai beroperasi pada Juni mendatang.
Saat ini, TPPAS Lulut Nambo baru bisa menampung kapasitas sampah minimal 50 ton per hari.
Namun, akan terus dikembangkan hingga nantinya mampu menampung 1.800-2.300 ton per hari pada tahun 2026.
TPPAS Lulut Nambo melayani pengelolaan sampah yang masuk dari Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota Tangerang Selatan.
Asmawa menjelaskan, dengan adanya TPPAS Lulut Nambo ini sebagian pengelolaan sampah Kabupaten Bogor dialihkan ke sini, jadi tidak sepenuhnya dikelola di TPAS Galuga.
“Harapannya karena lokasi TPPAS ini ada di wilayah Kabupaten Bogor maka kuota untuk Kabupaten Bogor bisa lebih besar dari yang lain,” jelasnya.
Asmawa menjelaskan, jumlah sampah Kabupaten Bogor sebanyak 2.690 ton per hari, baru bisa ditangani sebanyak 30%.
Kalau TPPAS Lulut Nambo sudah beroperasi paling tidak mengurangi beban sampah yang masuk ke TPAS Galuga.
“Dari keseluruhan jumlah sampah per hari, yang baru bisa tertangani sebayak 30%, dengan adanya TPPAS Lulut Nambo ini tentu diharapkan ada peningkatan,” ungkapnya.
Asmawa menambahkan, uji coba operasional TPPAS Lulut Nambo ini penting untuk mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan, baik dampak sosial kepada masyarakat dan lain sebagainya.
“Jika sudah terpetakan dampaknya, pemerintah bisa segera lakukan evaluasi untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan kepada masyarakat. Intinya Pemkab Bogor sangat mendukung dan mendorong agar TPPAS ini segera beroperasi untuk kepentingan masyarakat,” katanya.
Selanjutnya, soal harapan penambahan kuota sampah Kabupaten Bogor yang dapat ditampung di TPPAS Lulut Nambo pun diamini oleh Sekda Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman.
Menurutnya, sebagai tuan rumah, Kabupaten Bogor tentunya akan diprioritaskan.
“Saat ini minimal total kapasitasnya di TPPAS sebesar 50 ton, tapi masih kita upayakan untuk lebih besar. Tentunya sebagai tuan rumah Kabupaten Bogor akan diprioritaskan,” tegasnya.
Herman menerangkan, dia ditugaskan Pj Gubernur Jawa Barat untuk mengakselerasi operasionalisasi TPPAS Lulut Nambo, harus diakselerasi karena untuk mengantisipasi pengelolaan sampah di beberapa kabupaten/kota.
“Tentunya dengan akselerasi ini kita berharap bulan Juni mulai operasional. Mari kita bahu-membahu untuk menyukseskan berjalannya TPPAS Lulut Nambo ini,” tuturnya.
Herman menyatakan, paling lambat akhir bulan Juni bisa beroperasi. Jadi uji coba ini untuk memastikan kesiapan dan mengetahui apa saja yang harus dievaluasi, sehingga pada saatnya tiba TPPAS Lulut Nambo ini sudah siap beroperasi.
“Untuk saat ini masih menggunakan TPAS Galuga, tetapi TPAS tersebut ada masanya, kemungkinan di tahun depan akan penuh, jadi kita persiapkan dari sekarang alternatifnya, salah satunya adalah TPPAS Lulut Nambo,” ujarnya.
Herman menuturkan, hari ini pihaknya mulai uji coba terakhir, kurang lebih 50 ton sampah dikelola untuk jadi Biomass dan RDF.
Output sampah ini bisa diserap untuk kebutuhan perusahaan, saat ini salah satunya adalah PT Indocement.
“Kita usahakan hasil dari pengelolaan sampah ini harganya bisa bagus agar dapat menjamin keberlangsungan TPPAS ini. Ini bentuk kerja sama antara pemerintah dan swasta dalam pengelolaan sampah,” katanya.
Herman berharap, TPPAS ini bisa berjalan sukses yang utamanya semata-mata untuk kepentingan masyarakat.
Hal ini sebagai bentuk pelayanan pemerintah kepada masyarakat, salah satunya untuk mengelola sampah. BIG