Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten tingkatkan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) demi kesehatan ibu dan anak, dengan tujuan untuk menekan prevalensi stunting dan kematian ibu dan anak.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti usai membuka Rapat Koordinasi Teknis Kesehatan Masyarakat yang diikuti oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten, perwakilan Puskesmas dan dan pihak lainnya.
“Jadi bukan hanya meningkatkan jumlah pemeriksaan ANC, tetapi bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan,” ungkapnya dalam situs bantenprov.go.id.
Dijelaskan, ANC adalah pelayanan pemeriksaan kesehatan yang ditujukan kepada ibu hamil untuk memastikan bahwa ibu serta janin dalam kondisi sehat selama masa kehamilan.
ANC mencakup identifikasi risiko, pencegahan komplikasi kehamilan edukasi, serta promosi.
Selanjutnya, Ati menyampaikan permasalahan kesehatan masyarakat harus menjadi perhatian bersama, sehingga hal itu perlu dilakukan percepatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama kesehatan ibu dan anak, serta seluruh usia produktif hingga lansia.
“Terutama bagaimana menekan angka kematian ibu dan bayi sampai pada prevalensi stunting,” katanya.
Dia menyatakan, saat ini masih menyisakan waktu sekitar 1 tahun 4 bulan untuk menurunkan angka prevalensi stunting dibawah 14%.
Oleh karena itu, lanjut Ati, rapat koordinasi tersebut juga bertujuan guna menyamakan persepsi dan memberdayakan dari seluruh peran sektoral hingga tingkat Desa.
“Pentingnya pemberdayaan dari seluruh komponen yang ada, semua saling keterkaitan. Oleh karenanya dengan pertemuan rapat teknis ini diharapkan tentu bagaimana dapat menukik langsung pada keluarga untuk kita mengintervensi terhadap kesehatan masyarakat,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Ati menuturkan saat ini terkait program kesehatan ibu dan anak, pihaknya terus berupaya memberikan kualitas pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
“Kemudian, kita akan mempersiapkan tahun depan program pengenalan keragaman pangan lokal bagi penderita stunting yang memiliki gizi kurang dan gizi buruk,” imbuhnya.
Dengan begitu, kata Ati, diharapkan kedepannya dapat menekan angka kematian ibu dan anak dan menekan prevalensi stunting di Provinsi Banten.
“Harapan ya percepatan nanti di tahun 2024 kesehatan ibu dan anak menjadi lebih baik, angka kematian ibu dan anak menjadi turun dan juga angka prevalensi stunting ini turun,” tuturnya.
Sebagai informasi, dalam kegiatan tersebut terdapat beberapa materi yang disampaikan di antaranya Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir, Sosialisasi Integrasi Layanan Primer, serta Penyusunan RTL. BIG