Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) Emil Elestianto Dardak mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, meresmikan Pusat Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (PPSLB3) yang dikelola PT Pratama Jatim Lestari (PJL) di Desa Cendoro, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Sebagai informasi, PT PJL merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jatim dibawah naungan Jatim Grha Utama Group yang bergerak di bidang jasa pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Wagub Emil menyatakan, beroperasinya PPSLB3 ini merupakan jawaban atas kebutuhan fasilitas pengelolaan limbah terpadu bagi industri di Jatim.
“Ini menjadi penting untuk menciptakan suatu pembangunan yang berkelanjutan di tengah upaya untuk menggenjot perekonomian,” ujar Wagub Emil.
Dia menambahkan, keberadaan fasilitas ini diharapkan mampu meningkatkan serta memberikan optimisme untuk kemajuan perekonomian Jatim, mengingat wilayah ini merupakan provinsi yang perekonomiannya bertumpu pada sektor industri manufaktur.
“Insyaallah, ini meningkatkan daya saing bukan hanya untuk Jawa Timur, tapi juga Indonesia. Karena Jawa Timur saat ini menyumbang lebih dari 22% dari output manufaktur Indonesia ini hampir seperempat,” jelasnya.
Emil menyebutkan bahwa pendirian dan peresmian pengelolaan limbah terpadu seperti ini tidak boleh dianggap remeh dan ditunda-tunda.
“Sebab, sudah yakinkah kita industri medis sudah melakukan pengelolaan limbah B3 secara tertib? Jangan sampai ke depan kita tidak bisa makan karena alam sudah rusak,” katanya.
Kehadiran PPSLB3 ini tentunya membuat industri di Jatim maupun yang berbatasan dengan Jatim tidak perlu bersusah-susah untuk mengelola limbahnya, karena akses ke lokasi ini sangat mudah dan terintegrasi dengan wilayah Gerbang Kertasusila.
Berdasarkan data dari SiRaja (online platform untuk pelaporan kinerja pengelolaan limbah B3 yang diluncurkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KLHK) jumlah timbulan limbah B3 di Jatim tercatat cukup tinggi.
Tercatat pada tahun 2020 tercatat 7.972.768 ton timbulan limbah B3, 2021 tercatat 6.394.207 ton timbulan, dan pada tahun 2022 tercatat 6.395.797 ton.
“Sebanyak 6 juta ton hingga 8 juta ton timbulan limbah B3 di Jatim bisa teratasi dengan adanya pusat pengolahan limbah terpadu ini,” jelas Emil.
Bersama dengan bimbingan dari KLHK berupaya untuk menyiapkan teknologi pengolahan ini dengan sebaik-baiknya.
Hingga 12 Oktober sudah 45.000 kg limbah B3 dari medis, terutama dan juga obat expired yang sudah ditangani.
Menurut Emil, hal ini adalah kesempatan untuk teknologi transfer guna membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dalam pengelolaan teknologi yang berkaitan dengan waste management seperti ini atau Hazardous waste management.
Dia menuturkan, pemilihan lokasi PPSLB3 ini juga tentunya mempertimbangkan keselamatan warga, sehingga dengan hadirnya pengolahan limbah terpadu ini justru masyarakat akan lebih aman. Aman dari pihak-pihak yang mengolah limbah secara sembarangan.
“Atas izin dari ibu Gubernur, izinkan Kami mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim bahwa hari ini kita akan bersama-sama meresmikan operasionalnya Pusat Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 PT. Pratama Jati Lestari,” tuturnya.
Untuk diketahui, dari total 50 hektare lahan yang akan digunakan untuk kawasan pengolahan limbah B3, pada tahap pertama akan dioperasionalkan seluas 5 hektare terlebih dahulu.
Kemudian, untuk pengembangan kawasan pabrik di tahap 2 masih dalam proses pengajuan perizinan kembali.
Direktur Utama PT Jatim Grha Utama Mirza Muttaqien menyampaikan bahwa PPSLB3 ini merupakan pertama kalinya yang dikelola oleh BUMD.
PPSLB3 ini juga merupakan salah satu proyek yang masuk pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan di Wilayah Gerbang Kertasusila.
“Pembangunan ini pasti berdampak besar bagi sektor industri juga menjadi penggerak investasi baru nantinya,” ujarnya.
Adapun sarana pengolahan yang telah terselesaikan adalah tempat pengumpulan dan penyimpanan limbah B3 untuk kegiatan insinerator, pengatur gas, instalasi jaringan listrik, instalasi insinerator sebanyak 1 unit dengan kapasitas 500jg/jam, instalasi cool storage berkapasitas 20 ton.
“Saat ini, kami sudah melakukan operasional dengn total pengolahan limbah B3 hingga 12 Oktober 2023 sebanyak 45.985 kg limbah B3. Di antaranya limbah medis sebanyak 27.840 kg dan obat reject sebanyak 18.140 kg,” jelasnnya. BIG