Regional

Wali Kota Bahas Permasalahan Perkotaan Denpasar di Urban Social Forum

×

Wali Kota Bahas Permasalahan Perkotaan Denpasar di Urban Social Forum

Sebarkan artikel ini
Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa saat membuka 11 th Urban Social Forum (USF) di Aula Universitas Warmadewa, Denpasar. (dok. denpasarkota.go.id)

Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa membuka 11 th Urban Social Forum (USF) yang digelar di Aula Universitas Warmadewa, belum lama ini.

Kegiatan yang dibuka dengan pemukulan kul-kul ini dihadiri pula Rektor Universitas Warmadewa (Unwar)  Prof. I Gde Suranaya Pandit, Direktur Eksekutif Yayasan Kota Kita Ahmad Rifai dan undangan lainnya.

Setelah membuka, Arya Wibawa sekaligus menjadi Keynote Speak dengan memaparkan mengenai Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber yang ada di Kota Denpasar.

Di hadapan generasi muda, dia menjelaskan, berbagai upaya penanggulangan sampah di Kota Denpasar yang salah satu fokusnya adalah optimalisasi pengelolaan sampah berbasis sumber, termasuk TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle), Teba Modern, Bank Sampah dan pusat komposting.

Selain itu, Pemkot Denpasar juga mendukung program Waste to Energy sebagai solusi jangka panjang.

Hal ini disampaikan Wawali Arya Wibawa mengingat permasalahan yang dihadapi saat ini adalah permasalahan sampah.

Untuk itu, para generasi muda diharapkan agar juga ikut serta berperan dalam melaksanakan pemilahan sampah di lingkungan masing – masing, tak terkecuali di lingkungan keluarga dan institusi pendidikan.

Untuk itu lanjutnya, Pemkot Denpasar pun saat ini sedang gencar melaksanakan program Teba Modern sebagai solusi penanganan sampah organik berbasis sumber di Denpasar.

Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga, banjar dan fasilitas umum lainnya.

Teba Modern merupakan tempat pengolahan sampah organik dengan konsep penampungan sedalam 2 meter yang dilengkapi dengan tutup untuk memasukkan sampah.

Program ini menekankan pentingnya pemilahan sampah organik di rumah tangga sebelum dimasukkan ke dalam Teba Modern.

Sampah organik yang dimasukkan ke dalam Teba Modern akan terurai secara alami oleh mikroorganisme dalam waktu beberapa bulan, menghasilkan pupuk kompos.

Dengan demikian, Teba Modern membantu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, menghasilkan pupuk organik dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah.

Maka, program ini memerlukan partisipasi aktif masyarakat dalam memilah sampah dan mengelola Teba Modern di lingkungan masing – masing.

Dalam hal ini generasi muda ini juga mempunyai peranan untuk memberikan edukasi kepada keluarga dan lingkungan sekitarnya.

“Dengan adanya program Teba Modern, diharapkan pengelolaan sampah di Denpasar menjadi lebih efektif dan berkelanjutan, serta berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat,” ungkap Arya Wibawa.

Sementara Direktur Eksekutif Yayasan Kota Kita, Ahmad Rifai mengatakan USF diinisiasi oleh Yayasan Kota Kita (kotakita.org) di tahun 2013, berangkat dari sebuah kegelisahan tentang gerakan masyarakat sipil perkotaan yang cenderung terkotak-kotak berdasarkan sektor dan letak geografis.

USF lalu hadir sebagai sebuah komitmen untuk pengadaan ruang terbuka, dengan masyarakat sipil dan warga dari berbagai latar belakang dapat bertemu, berdiskusi dan berjejaring.

Beberapa hal yang diharapkan dapat menjadi keluaran kegiatan ini adalah suatu kesadaran bahwa permasalahan, hingga aksi di kota adalah saling terkait, saling memengaruhi satu sama lain, interseksional.

Sleain itu, perubahan dapat dimulai dengan usaha membangun imaji bersama tentang kota yang diidam – idamkan bersama, inklusif, manusiawi dan lestari.

Visi tersebut dituangkan lewat pernyataan, yang merupakan tema besar USF dari tahun ke tahun, Another City is Possible!.

“Diperlukan ruang bagi masyarakat sipil untuk bersolidaritas dan menghasilkan banyak ide dalam menghadapi masalah di perkotaan. Maka dari itu, forum ini digelar sebagai wadah untuk mencapai tujuan bersama,” tuturnya. BIG

Facebook Comments Box