Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) memperkirakan wilayah tersebut mampu memproduksi setidaknya 4,8 juta ton Gabah Kering Panen (GKP) atau setara 2,3 juta ton beras pada periode Februari – April 2025.
“Hasil itu dengan perkiraan luas panen padi lebih dari 688.000 hektare,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana di Semarang, Rabu (5/12/2025).
Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Optimalisasi Penyerapan Gabah dan Beras Dalam Negeri Provinsi Jawa Tengah di Kantor Perum Bulog Kantor Wilayah Jateng.
Sesuai komitmen bersama, lanjutnya, Perum Bulog Kanwil Jateng ditargetkan mampu menyerap gabah dari petani hingga menjadi setidaknya 383.144 ton setara beras.
“Saya berharap kepada Perum Bulog untuk mampu menyerap gabah kering seharga Rp6.500 per kilogram, dan beras Rp12.000. Kami harapkan petani mampu menyiapkan (hasil) gabah atau padinya agar berkualitas,” jelasnya.
Nana meminta Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) untuk menjalin komunikasi dengan Perum Bulog supaya realisasi penyerapan 20% beras oleh Bulog bisa tercapai.
Untuk hasil panen yang baik, dia juga meminta pemerintah kabupaten/kota dan TNI mendampingi petani, mulai dari proses pembibitan, masa panen, hingga penjualan.
Sementara itu, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng Sopran Kennedi menambahkan, pihaknya harus menyerap beras minimal 20% dari Perpadi dan 532.000 ton gabah untuk wilayah Jateng maupun Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dari sisi kesiapan gudang, Nana menambahkan, Perum Bulog Jateng telah menyiapkan tempat berkapasitas 75.000 ton yang siap untuk diisi.
“Selebihnya akan kerja sama, baik melalui gudang sewa, atau sistem pinjam pakai dengan TNI, BUMN dan resi gudang yang dikelola oleh Dinas Perdagangan atau pemerintah daerah. Tentunya akan kami assessment dahulu kelayakan gudang untuk penyimpanan beras,” ungkapnya. BIG