advertisements
advertisements
Regional

Banjir Bandang Terjang Sumbawa

×

Banjir Bandang Terjang Sumbawa

Sebarkan artikel ini
Banjir bandang di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). (dok. bnpb)

Banjir bandang menerjang dan menghanyutkan 12 rumah penduduk di wilayah Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (4/4/2023).

Selain itu, sebanyak 34 rumah terendam banjir yang datang secara tiba-tiba setelah turun hujan dengan intensitas tinggi.

Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa melaporkan sedikitnya ada 829 jiwa dari 208 KK yang tinggal di 13 desa, lima kecamatan telah terdampak bencana itu.

Banjir bandang juga menghanyutkan satu pabrik penggilingan dan merusak 27 hektare lahan padi siap panen, serta merendam 99 hektare areal persawahan lainnya dan tiga unit mobil.

Laporan BPBD Kabupaten Sumbawa yang diambil dari kesaksian warga terdampak, banjir bandang datang begitu cepat dan merupakan peristiwa yang pertama kalinya terjadi di wilayah itu.

“Banjir tiba-tiba datang. Ndak pernah sebelumnya, baru kali ini banjir yang luar biasa dahsyat,” ungkap seorang warga.

Dari laporan visual, rumah-rumah warga porak-poranda diterjang derasnya aliran air.

Beberapa hewan ternak mati karena tak sempat diselamatkan oleh pemiliknya saat digembalakan di ladang.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, tapi kerugian materil masih dalam pendataan lebih lanjut.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumbawa Muhammad Nurhidayat dalam laporan hasil asesmen sementara mengatakan, bahwa banjir bandang itu dipicu oleh beberapa faktor.

Selain tingginya intensitas curah hujan di wilayah Sumbawa dan sekitarnya, peristiwa banjir bandang juga diduga disebabkan oleh banyaknya lahan tandus akibat penebangan liar, sehingga mengurangi cakupan dan intensitas penyerapan air tanah.

“Banyak lahan tandus akibat penebangan liar,” jelas Nurhidayat dalam laporan tertulis.

Selain itu, infrastruktur pengaman tebing dan tanggul di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) juga tidak dapat maksimal menahan adanya peningkatan debit air dan ditambah dengan parahnya sedimentasi sungai.

“Tingginya sedimentasi di wilayah daerah aliran sungai wilayah terdampak,” ungkapnya.

Sementara itu, laporan menyebutkan, Desa Lito yang berada di Kecamatan Moyo Hulu, menjadi wilayah yang terdampak paling parah.

Wilayah Desa Lito tersebut ada tiga dusun yang berlokasi tidak jauh dari sungai, yang mana ada sebanyak 770 jiwa terdampak, lima rumah hanyut, 50 hektare areal persawahan terendam dan jembatan penghubung antara Desa Lito menuju Desa Lantung jebol hingga memutus akses.

“Pemukiman warga berada di bantara sungai. Berdampak pada 770 jiwa,” kata Nurhidayat.

Sampai dengan saat ini, banjir masih menggenangi di beberapa titik, namun sebagian besar sudah tidak ada genangan dan hanya bersisa puing material.

Wilayah Kabupaten Sumbawa dan sekitarnya masih berpotensi turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang hingga esok hari, Kamis (6/4/2023), seperti prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Kelas II Zainuddin Abdul Madjid.

Menyikapi hal itu, diimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dengan adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca, seperti angin kencang, banjir bandang, tanah longsor dan banjir. BIG

Facebook Comments Box