Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan akan ditutup akhir April 2024. Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja menyiapkan skema pengelolaan sampah mulai dari bank sampah hingga Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R) yang ditargetkan dapat beroperasi pada Mei 2024.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja Sugeng Darmanto menjelaskan, saat ini di Kota Jogja sudah ada lebih dari 600 bank sampah. Jumlah ini sudah menyamai jumlah RW di Kota Jogja.
“Satu RW memiliki bank sampah. Basisnya RW karena yang dekat dengan masyarakat,” katanya, baru-baru ini.
Selain dari sisi jumlah, keberadaan bank sampah ini juga perlu dipastikan keaktifannya, maka DLH Kota Jogja juga aktif memonitor bank sampah melalui forum bank sampah.
“Ada di forum bank sampah pokja edukasi yang punya klinik bank sampah. Kalau ada yang rodo mblendre kita datangi, kenapa masalahnya,” ujarnya.
Keberadaan bank sampah ini selain mengelola sampah juga untuk meningkatkan peran masyarakat dalam memilah sampah.
“Siapa saja bisa menjadi peserta, laki-laki, perempuan, anak, dewasa, lansia. Pengurangan sampah bisa dilakukan oleh siapa saja, terutama memilahnya. Itu sangat mudah dilakukan. Tinggal mau gak memilah organik dan anorganik,” ungkapnya.
Mengenai skala besarnya, Pemeirntah Kota (Pemkot) Jogja sudah menyiapkan pembangunan TPS3R di sejumlah lokasi, yakni di Karangmiri, Nitikan 1 dan Kranon.
“Plus nanti yang Piyungan kita bangun juga. Kita dapat pinjaman 2.600 meter dari DIY,” tegasnya.
TPS3R tersebut menggunakan anggaran masing-masing Karangmiri Rp5,2 miliar, Nitikan 1 Rp450 juta dan Kranon Rp2,5 miliar.
Sementara itu, untuk yang di Piyungan anggaran dari Dinas PUPKP Kota Jogja. Adapun tahapannya saat ini telah mendapatkan pemenang lelang dan akan segera dibangun.
TPS3R ini ditargetkan dapat beroperasi fungsional pada Mei mendatang, mengingat Kota Jogja sudah tidak bisa mengangkut sampah ke TPA Piyungan lagi. “Pembangunan kita gunakan cara fungsional. Kalau kita hitung sampai Mei, yang bisa operasional untuk mesin apa saja. Kayak tol, ketika belum selesai yang bisa fungsional apa,” paparnya.
Dengan TPS3R ini, maka Pemkot Jogja sudah bisa mengatasi sampah lebihd ari 100 ton, dengan rincian Piyungan 40 ton, Karangmiri 20 ton, Nitikan 1 30 ton, Karanon 30 ton.
“Nanti menggunakan sistem RDF seperti Tamanmartani, offtaker sama. Yang paling memadahi itu. Masyarakat kan tidak mau di sebelahnya ada pengolahan sampah yang bau,” ungkapnya. BIG