advertisements
advertisements
JABAR MagzRegional

Bunda PAUD Kabupaten Bandung Barat Sonya Fatmala Dukung Penuh Kebijakan Kemendikbud

×

Bunda PAUD Kabupaten Bandung Barat Sonya Fatmala Dukung Penuh Kebijakan Kemendikbud

Sebarkan artikel ini
Saat Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Bandung Barat Sonya Fatmala mendukung penuh kebijakan Kemendikbud terkait dengan transisi peserta didik PAUD ke Sekolah Dasar (SD). (dok. bandungbaratkab.go.id)

Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Bandung Barat (KKB) Sonya Fatmala mendukung penuh kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait dengan transisi peserta didik PAUD ke Sekolah Dasar (SD) harus menyenangkan.

Menurutnya, kebijakan kemampuan baca tulis dan hitung (Calistung) tidak menjadi syarat wajib masuk ke jenjang SD harus disambut dengan baik.

“Nanti itu bagaimana pembelajaran  calistung ini di jenjang SD dikemas dengan cara yang menyenangkan,” katanya dalam situs bandungbaratkab.go.id, Kamis (8/6/2023).

Sonya menambahkan, di awal masuk kelas 1 SD nanti para peserta didik ini masih diberikan metode pembelajaran yang menyenangkan dengan suasana yang tidak jauh berbeda ketika masih PAUD.

“Jadi konsep-konsep mereka belajar di PAUD yang menyenangkan itu tidak berubah ketika mereka masuk ke SD. Jangan sampai nanti ketika masuk SD itu suasana belajarnya menjadi menegangkan menjadi beban untuk mereka,” jelasnya.

Lebih lanjut Sonya menuturkan, transisi peserta didik PAUD ke SD tentu harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, misalnya ketika belajar calistung di kelas 1 SD dikombinasikan dengan hal yang lain.

“Misalnya ketika belajar menghitung tidak langsung menggunakan angka melainkan menggunakan gambar buah-buahan,” ujarnya.

Selain itu, Sonya menambahkan, misalnya saat melakukan pembelajaran diselingi dengan nyanyi-nyanyi jadi suasana ketika belajar di awal masuk SD tetap menyenangkan.

Dia menegaskan, dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga berdampak pada perkembangan kognitif peserta didik menjadi lebih baik.

“Banyak hal yang harus disesuaikan. Mudah-mudahan dengan kurikulum Merdeka Belajar bisa mencerdaskan anak bangsa dan tentunya mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tuturnya. BIG

Facebook Comments Box