Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan melakukan uji coba operasionalisasi Skybridge Bojonggede mulai Selasa (5/12/2023).
Uji coba dilakukan dengan menutup pintu selatan Stasiun Bojonggede yang dilakukan secara bertahap.
Tahap pertama pada Selasa, 5 Desember 2023 di pintu Selatan tidak akan ditutup, tapi penumpang selalu diinformasikan terkait dengan rencana penutupan.
Tahap kedua, pada Rabu dan Kamis (6-7 Desember 2023) di pintu Selatan akan ditutup dua kali.
Pertama dilakukan pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB dan kedua dilakukan pada pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Tahap ketiga, pada Jumat, 8 Desember 2023 di pintu Selatan akan ditutup sepanjang jam operasional stasiun atau pukul 04.00 WIB sampau dengan pukul 24.00 WIB.
Dengan pemberlakuan tersebut, maka akses dari dan menuju Stasiun Bojonggede dialihkan melalui pintu hall Skybridge yang berada di Terminal Bojonggede.
Dalam rangka mempersiapkan uji coba tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPTJ Suharto telah melakukan kunjungan bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) pada Senin (4/12/2023).
Dalam kunjungan dimaksud, Suharto menyampaikan pengoperasian Skybridge Bojonggede ini diharapkan akan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di sekitar Stasiun Bojonggede, seperti yang terjadi saat ini.
“Skybridge Bojonggede ini merupakan wujud nyata dari upaya pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk mencari solusi permasalahan kemacetan dan kesemrawutan di sekitar Stasiun Bojonggede yang sudah sejak lama menjadi perhatian bersama,” ungkapnya.
Melalui uji coba ini, Suharto juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa bukan berarti kemacetan di kawasan Bojonggede, khususnya di sekitar Stasiun Bojonggede ini otomatis akan hilang.
“Diperlukan penataan yang baik pada lingkungan sekitar kawasan stasiun, seperti penataan PKL, penertiban angkutan yang berhenti sembarangan, parkir liar dan pembangunan park and ride dan jalan akses melalui belakang terminal Bojonggede untuk mendukung Sistem Satu Arah (SSA), dan ini menjadi tanggung jawab dari Pemerintah Daerah setempat.” Jelasnya.
Suharto menambahkan, dukungan masyarakat juga akan menjadi faktor penting efektivitas Skybridge Bojonggede sebagai fasilitas integrasi antarmoda.
“Kami berharap masyarakat akan dapat memanfaatkan Skybridge Bojonggede ini dengan baik, tidak naik dan turun dari angkutan umum ataupun ojek online di pinggir jalan sehingga menimbulkan kemacetan,” katanya.
Pada kesempatan yang sama Bupati Bogor yang diwakili Staf Ahli Bidang Ekonomi Deni Humaedi menyampaikan terima kasih kepada BPTJ yang telah membangun prasarana Skybridge Bojonggede.
“Stasiun Bojonggede merupakan stasiun terpadat ketiga di Indonesia, pergerakan yang padat dan masih banyaknya masyarakat yang naik dan turun depan pintu Stasiun menyebabkan kemacetan. Dengan adanya Skybridge, maka akan menuntun masyarakat lebih tertib dan nyaman berjalan kaki,” tuturnya.
Direktur Operasional dan Pemasaran PT KCI Broer Rizal menambahkan, dengan adanya Skybridge, maka mendukung perbaikan kesemrawutan yang sudah terjadi lama di Stasiun Bojong Gede.
“Kami yakin dengan perubahan yang akan segera diberlakukan ini akan memberikan kenyamanan lebih bagi pengguna jasa KRL,” ujarnya
Berkaitan dengan rencana penutupan pintu Selatan dan pengalihan ke Skybridge bojonggede, Broer menyampaikan bahwa dirinya yakin dengan lancarnya aksesibilitas penumpang melalui skybridge maka jumlah penumpang kereta commuter juga akan meningkat.
“Kami memprediksi akan lebih banyak penumpang yang menggunakan KRL kami,” tegasnya.
Skybridge yang telah selesai 100% dibangun BPTJ ini membentang sepanjang 243 meter dengan lebar 3 meter menghubungkan Stasiun Bojonggede dan Terminal Bojonggede.
Nantinya, jembatan layang ini akan dihibahkan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.
Adapun untuk pengoperasian Skybridge Bojonggede akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor bekerja sama dengan PT KAI (Persero). BIG