Teknologi

Inovasi Siap Selem Dinas Perkimta Denpasar Libatkan Desa Adat

×

Inovasi Siap Selem Dinas Perkimta Denpasar Libatkan Desa Adat

Sebarkan artikel ini
Tampilan aplikasi Siap Selem. (dok. istimewa)

Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar terus berupaya menciptakan lingkungan yang bersih, tertata dan nyaman bagi warganya.

Salah satu langkah inovatif yang diambil melalui Sistem Informasi Penataan Pelemahan Berbasis Semeton Lembaga Adat atau Siap Selem yang digagas oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Kota Denpasar.

Kepala Dinas Perkimta Denpasar, I Gede Cipta Sudewa Atmaja menyatakan, program ini melibatkan peran aktif desa adat dan desa dinas dalam mencegah terbentuknya kawasan kumuh baru di Kota Denpasar.

“Sebagai inovasi pengendalian dan penataan kawasan kumuh di Kota Denpasar berbasis teknologi informasi, Siap Selem melibatkan desa adat dan desa dinas sebagai sistem peringatan dini atau early warning terhadap indikasi munculnya kawasan kumuh di Kota Denpasar,” ujarnya.

Cipta Sudewa menjelaskan, inovasi ini bertujuan untuk tidak hanya mengurangi kawasan kumuh yang sudah ada, tetapi juga mencegah terbentuknya kawasan kumuh baru.

Selain itu, program ini mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan memperkuat budaya gotong royong agar Kota Denpasar tetap terlihat asri, tertata, serta bebas dari kesan kumuh.

Dalam implementasinya, program ini mengandalkan peran desa adat dan desa dinas sebagai early warning system berbasis Information Technology (IT).

Sistem ini memungkinkan setiap desa/kelurahan dan desa adat memiliki admin Siap Selem yang bertugas memantau dan melaporkan potensi munculnya kawasan kumuh.

Sementara itu, operator Dinas Perkimta Denpasar bertindak sebagai super admin yang mengelola dan menindaklanjuti laporan dari desa – desa.

Keberhasilan program ini telah terlihat sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2023.

Berdasarkan data yang ada, kawasan kumuh di Denpasar awalnya tercatat seluas 50 hektare.

Berkat implementasi program Siap Selem, luas kawasan kumuh berhasil dikurangi menjadi 17,6 hektare, yang tersebar di kawasan Karya Makmur, Ubung Kaja dan 1 hektare di Pemecutan Kaja.

“Saat ini, total kawasan kumuh yang tersisa hanya sekitar 18 hektare. Kami optimistis, dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, desa adat, desa dinas dan masyarakat, kawasan kumuh di Jalan Karya Makmur dan Pemecutan Kaja dapat sepenuhnya dituntaskan pada akhir tahun 2025,” jelas Cipta Sudewa. BIG

 

Facebook Comments Box