JATIM MagzRegional

Jatim Jadi Pionir Inovasi Produktivitas Tebu

×

Jatim Jadi Pionir Inovasi Produktivitas Tebu

Sebarkan artikel ini
Audiensi jajaran direksi PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), yang dipimpin Direktur Utama Mahmudi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jatim. (dok. adpimjatim)

Wilayah Provinsi Jawa Timur (Jatim) sebagai pionir dalam inovasi dan meningkatan produktivitas tebu nasional, sekaligus penopang utama ketahanan pasokan gula di Indonesia.

Menurut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Jatim tidak hanya menjadi produsen utama gula, tetapi juga pionir dalam inovasi dan peningkatan produktivitas tebu.

Pernyataan tersebut disampaikan saat menerima audiensi jajaran direksi PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), yang dipimpin Direktur Utama Mahmudi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jatim, Kamis (24/4/2025) malam.

Dia menjelaskan, Provinsi Jawa Timur merupakan lumbung tebu terbesar di tanah air, dengan 32 pabrik gula tersebar di 16 kabupaten/kota.

Beberapa di antaranya Probolinggo, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Malang, Kediri, Madiun, Tulungagung, dan Sidoarjo.

Mengacu pada data Kementerian Pertanian 2024, pabrik – pabrik tersebut menyumbang 51,87% dari total produksi gula nasional.

“Persentase tersebut menempatkan Jawa Timur sebagai sentra penghasil gula terbesar di Indonesia,” ungkapnya.

Khofifah menekankan pentingnya penguatan kebijakan pendukung industri gula.

Salah satunya melalui penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pengembangan Perkebunan Tebu Terpadu, yang menjadi landasan sinergi antara pemerintah, perusahaan dan petani.

Data Dinas Perkebunan Jawa Timur per 15 Oktober 2024 mencatat, luas lahan tebu yang telah digiling mencapai 229.869 hektare, dengan produksi tebu sebesar 16,15 juta ton dan menghasilkan gula sebanyak 1,22 juta ton.

Rendemen juga mengalami peningkatan menjadi 7,47%.

Sementara itu, stok gula kristal putih di Jawa Timur pada periode yang sama mencapai 669.224 ton.

Stik itu terdiri dari 59.821 ton di tingkat petani, 443.867 ton di pedagang, 133.095 ton di pabrik dan 32.442 ton di PTPN.

“Ini menunjukkan posisi strategis Jawa Timur sebagai penyangga utama stok gula nasional,” kata Khofifah.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jatim mengajak SGN untuk memperkuat kolaborasi dalam membangun ekosistem gula yang berkelanjutan, termasuk dalam upaya peremajaan kebun, pengembangan varietas unggul dan penerapan teknologi modern di sektor pertanian.

“Produktivitas dan efisiensi harus terus didorong guna meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pasokan gula nasional,” tegasnya.

Khofifah optimistis melalui sinergi antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat, Jawa Timur akan terus menjadi motor penggerak swasembada gula nasional.

Mahmudi menyatakan kesiapannya untuk mendukung langkah strategis Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.

Dia menargetkan produksi gula nasional sebesar 2 juta ton pada tahun 2027, dengan 75% di antaranya berasal dari Jawa Timur.

SGN juga akan mempercepat modernisasi industri gula dan memperkuat kemitraan dengan petani,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, Pemprov Jatim dan SGN sepakat membentuk tim kerja lintas sektor guna menyusun strategi pengembangan industri gula ke depan.

Strategi tersebut meliputi percepatan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) khusus petani tebu, pengaturan tebu penampungan (pok-pokan), pengelolaan distribusi antarwilayah, dan penetapan awal musim giling berbasis kemasakan tebu. BIG

 

 

 

Facebook Comments Box